Misteri dialami seorang sopir truk gandeng di Nganjuk. Truk gandeng yang memuat 45 ton tanah bahan keramik ini terjebak di sebuah jalan sawah sempit di Dusun Dayaan Kerep, Desa Maguan, Kecamatan Berbek, Nganjuk.
Kejadian ini kerap dihubungkan dengan mistis. Banyak yang tidak percaya truk gandeng muat 45 ton ini masuk jalan sempit. Peristiwa itu terjadi Rabu (1/6/2022) sekitar pukul 23.00 WIB dan diketahui warga esoknya, Kamis (2/6/2022).
Berikut fakta-fakta yang dihimpun detikJatim:
![]() |
1. Video Truk Nyasar Sempat Viral
Kejadian ini diabadikan dalam rekaman video dan viral di aplikasi percakapan hingga media sosial. Dalam video berdurasi 30 detik dan 11 detik, tampak sebuah truk gandeng besar berhenti di jalan tengah sawah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video 30 detik, sang sopir mengenakan baju warna biru. Ia tampak ditanya warga mengapa bisa masuk ke jalan sawah yang sempit. Sang sopir pun menjawab jika dirinya tidak tahu mengapa tiba-tiba sampai di lokasi yang tidak masuk akal.
"Berarti sampeyan mlebu lampu merah kene (Berarti Anda masuk lampu merah wilayah sini)," ucap warga dalam rekaman video yang dilihat detikJatim, Sabtu (4/6/2022).
"Nggak ngerti aku pak lampu merah endi tahu-tahu ambles ini (Nggak tahu aku pak lampu merah mana tahu-tahu ambles ini)," jawab sopir dengan heran, sambil duduk di teras rumah warga.
Kemudian, pada video berdurasi 11 detik, tampak truk gandeng di jalan tengah sawah ini dikerumuni warga. Terdengar suara warga yang heran dengan kejadian tersebut. Sepintas terlihat nopol kendaraan yang tertulis di pintu bagian kemudi truk L 9243 UF.
2. Warga Sebut Banyak Keganjilan
Nyasarnya truk bernopol L 9243 UF ini masih menyisakan misteri. Warga pun merasakan sejumlah keganjilan. Warga heran karena truk dengan muatan 45 ton tanah melewati sebuah jalan sempit dan menikung tajam.
"Truk itu muat 45 ton tanah bahan keramik kok aneh bisa melewati jalan menikung di Jembatan Dusun Bendil desa saya," kata Kepala Desa/Kecamatan Berbek, Mudjiodo saat dikonfirmasi detikJatim, Sabtu (4/6/2022).
Mudjiodo menegaskan kondisi jalan sempit ini lebarnya hanya sekitar tiga meter. Apalagi ditambah tikungan tajam dekat jembatan, sangat mustahil truk besar bisa lewat. Mudjiodo pun yakin, sopir sepintar apapun pasti tak sanggup membawa kendaraan gandeng melewati lokasi tersebut.
"Saya yakin sopir sepintar apapun pasti tidak bisa lewat jalan jembatan bendil yang menikung tajam. Ini sangat aneh," imbuh Mudjiodo.
3. Pengakuan Sopir Truk
Sang pengemudi, Eko Sudjarwanto mengaku tak sadar jika kendaraannya masuk jalan sempit di sekitar sawah. Eko yang merupakan warga Keniten, Ponorogo ini mengaku tak ingat kejadian yang menimpanya. Terakhir, ia ingat sedang melintas di wilayah Hutan Saradan Madiun.
"Tidak ingat tahu-tahu sudah sampai lokasi jalan sempit sawah di Nganjuk itu. Tapi yang saya ingat itu terakhir sampai Hutan Saradan Madiun," kata Eko, Sabtu (4/6/2022).
Eko menyebutkan, dirinya seolah sedang tertidur lelap di pinggir Hutan Saradan. Namun, ia kaget saat Rabu (1/6) tengah malam, tetiba dirinya sampai di tengah sawah Nganjuk.
"Seingat saya waktu sampai Hutan Saradan tidur di truk Rabu sore, tapi kok tahu-tahu malamnya sudah di jalan sempit tengah sawah," ujar Eko.
4. Rute Setempat Dikenal Angker
Sang pengemudi truk mengaku tak ingat apa-apa saat melintas di sekitar Hutan Saradan. Saat itu, tiba-tiba truk yang ditumpanginya nyasar ke jalan di sekitar sawah Nganjuk. Warga setempat mengakui rute tempat tersesatnya truk selama ini dikenal angker.
"Memang ada titik yang terkenal angker," ujar warga Saradan, Joko Widodo kepada detikJatim, Minggu (5/6/2022).
Beberapa titik lokasi angker di wilayah Saradan mulai Caruban hingga Nampu perbatasan Madiun Nganjuk kata Joko, yakni kawasan Baroklinting di Desa Sukorejo. Di wilayah Baroklinting ini merupakan kawasan militer berupa bukit dengan kondisi jalan tanjakan.
"Mulai itu daerah Baroklinting juga masuk hutan Saradan," kata Joko.
5. Evakuasi Dilakukan Selama 2 Hari
Sementara itu, polisi telah melakukan evakuasi truk gandeng muat 45 ton ini. Evakuasi dilakukan selama dua hari. Polisi melakukan bongkar muat tanah bahan keramik dan dipindah ke dump truk.
"Kita butuh waktu dua hari untuk evakuasi dari kejadian Rabu malam (1/6/2022) dan selesai dievakuasi Jumat siang (3/6/2022). Kita libatkan kendaraan kecil truk dump untuk memindah muatan," ujar Kanit Gakkum Satlantas Polres Nganjuk Ipda Sugino saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu (5/6/2022).
Dia menambahkan butuh dua dump truk untuk memindahkan 45 ton tanah bahan baku keramik. Tanah bahan baku keramik tersebut dipindah menuju lokasi dekat Polsek Berbek mulai pagi hingga sore hari.
"Jadi selama dua hari memindahkan muatan. Saat malam sudah berhenti karena tidak memungkinkan, sehingga Jumat siang akhirnya selesai," tambah Sugino.
6. Polisi Bantah Lokasi Truk Nyasar Angker
Polisi membantah jika tersesatnya kendaraan besar itu berkaitan dengan unsur mistis dan angker.
"Kita telah melakukan upaya investigasi atas rumor katanya ada mistis soal truk gandeng masuk jalan sawah yang sempit. Yang jelas butuh 2 hari untuk evakuasi," ujar Kanit Gakkum Sat Lantas Polres Nganjuk Ipda Sugino saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (6/6/2022).
Dari hasil investigasi, polisi menemukan beberapa bukti. Bahkan lokasi itu tidak angker. Jadi, ada unsur mistis itu tidak benar. Pasalnya, polisi menemukan sebuah bangunan cor irigasi sawah rusak terserempet truk gandeng tersebut.
"Jadi kita telah menemukan bagian dari bangunan cor irigasi sawah rusak terserempet truk tersebut. Sempal cornya," kata Sugino.
Sugino menyebut, tak hanya bangunan cor talud irigasi sawah yang rusak akibat terserempet truk gandeng muat tanah bahan keramik tersebut. Polisi juga menemukan daun dan ranting pohon mangga di pinggir jalan yang rusak tekena body bak truk gandeng tersebut.
"Ada juga temuan beberapa daun dan ranting pohon mangga di pinggir jalan yang rusak daun rontok," jelas Sugino.
Untuk menguatkan investigasi, pihak Sat Lantas Polres Nganjuk memintai keterangan sopir. Kepada polisi, sopir truk gandeng yakni Eko Sudjarwanto (36) warga Keniten Ponorogo, mengakui jika dirinya tersesat tanpa petunjuk aplikasi google map.
"Akhirnya untuk menguatkan investigasi, kami mintai keterangan sopir akhirnya paham. Sopir mengaku tersesat karena bingung arah. Pengakuannya juga tidak memakai aplikasi google map," tandasnya.
(hil/fat)