Hidup warga 2 desa, yakni Bulurejo dan Gluranploso, Kecamatan Benjeng Gresik sehari-hari serbakesusahan dan super repot. Betapa tidak, Jembatan Kacangan yang menjadi akses utama mereka tak kunjung diperbaiki. Padahal, jembatan itu sudah ambruk sejak 5 bulan lalu, tepatnya Minggu, 19 Desember 2021.
Dari pantauan detikJatim, beberapa warga memilih nekat melintasi jembatan yang patah di bagian tengahnya ini. Bagian jembatan yang patah diberi urukan pasir swadaya warga.
Tampak pula beberapa warga yang membuka tutup jalur untuk kendaraan roda dua. Sebab, urukan pasir seadanya tersebut hanya bisa dilalui satu kendaraan roda dua saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, pantauan detikJatim di lokasi, banyak sampah ranting pohon yang terbawa air Kali Lamong. Ranting-ranting ini tertinggal saat airnya meluap.
Sunaryo, salah satu pengendara warga Kacangan memilih nekat melintas jembatan ambruk untuk menuju ke Gluranploso. Ia enggan melewati jalan alternatif karena jaraknya jauh. Ia menyebut harus memutar sejauh 5 km di Desa Bengkelu Lor dan Dusun Mboro. Tak hanya itu, jalur alternatif ini juga memiliki jalanan yang rusak parah.
"Ya mau gimana lagi mas, paling cepat ya lewat sini. Kalau lewat Bengekelu Lor dan Mboro lebih jauh mas. Sekitar 5 kilometeran, lagian jalannya rusak parah," kata Sunaryo, Senin (30/5/2022).
Sementara itu, Ketua RW 5 Dusun Ploso, Benjeng, Suyitno mengatakan, jembatan tersebut sangat vital untuk jalur transportasi kendaraan roda dua maupun roda empat. Di mana jembatan itu mendukung peningkatan perekonomian warga, khususnya angkutan hasil pertanian dan angkutan bahan bangunan.
Untuk itu ia berinisiatif untuk melakukan buka tutup jalur agar warga bisa melintas secara bergantian.
"Bagi warga, jembatan ini kan penting untuk peningkatan perekomian. Kami tidak bisa melarang warga melintas karena kalau lewat jalur alternatif selain jauh, juga jalannya rusak parah," kata Suyitno, Senin (30/5/2022).
Suyitno menambahkan, jika sebelumnya kendaraan roda empat bisa melintas, kini Jembatan Kacangan itu hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. Para pengendara juga mau tak mau harus mengabaikan keselamatan diri.
"Kalau dibilang bahaya ya bahaya mas, karena sewaktu-waktu kan bisa tambah ambruk atau terjatuh saat menuruni jembatan. Tapi warga masih banyak juga yang melintas," tambah Suyitno.
Suyitno dan warga lainnya berharap Pemerintah Kabupaten Gresik sesegera mungkin dapat memperbaiki jembatan ambruk itu. Sebab, kini warga yang mengangkut bahan bangunan atau hasil pertanian harus mengeluarkan uang lebih untuk biaya transportasi karena harus memutar lebih jauh.
"Ya saya harap pemerintah segera memperbaiki. Selain membahayakan, juga biar ekonomi kita juga cepat meningkat. Sekarang warga itu harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengangkut hasil pertanian atau sekadar membeli bahan bangunan, karena kalau roda empat kan harus memutar jauh banget mas," harap Suyitno.
(hil/dte)