Pilu Petambak di Gresik, 50 Ribu Ikan Hanyut Terbawa Banjir Rob

Pilu Petambak di Gresik, 50 Ribu Ikan Hanyut Terbawa Banjir Rob

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Sabtu, 28 Mei 2022 14:35 WIB
Petambak di Gresik
Petambak di Gresik, Sholikin (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Gresik -

Ratusan petambak di Gresik mengaku rugi ratusan juta rupiah akibat diterjang banjir rob. Banjir rob ini merendam ribuan hektar tambak milik petani selama 5 hari.

Dampak banjir rob yang paling parah terjadi di Kecamatan Ujungpangkah, Gresik. Selain merendam ratusan rumah dan fasilitas umum, banjir rob merendam ribuan hektar tambak milik petani tambak ikan bandeng dan udang windu. Salah satunya Sholikin.

Saat tim detikJatim datang ke rumahnya di Desa Pangkah Kulon, ia hanya mengenakan sarung tanpa memakai kaos. Sambil menghisap rokok, pandangan Sholikin kosong membayangkan harapannya memanen ikan dua bulan lagi yang gagal terwujud.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini karena, banjir rob turut menghanyutkan 50.000 ikan bandeng miliknya.

Dari ratusan petani, Sholikin memang mengalami kerugian yang paling banyak. Jika para petani tambak lainnya menggunakan tradisi untuk memberi pakan ikan bandeng, Sholikin lebih memilih membeli pakan ikan hingga Rp 500 juta.

ADVERTISEMENT

"Pakan ikan saja sejak mulai nambak, saya sudah habis Rp 500 juta. Karena memang saya pakai pakan ikan mas, sementara petani lainnya pakai cara tradisional," kata Sholikin, Sabtu (28/5/2022).

Belum lagi, ia harus membayar sewa 15 tambak yang tak murah. Untuk tambak berukuran 1 hektar, ia harus mengeluarkan uang sebesar Rp 10 juta. Masing-masing tambak, ada yang berukuran 3, 4, 5 hingga 8 hektar.

"Saya sendiri menyewa sekitar 15 tambak, ada yang 3 hektar, ada yang 4, ada yang 5 hektar. Yang paling banyak mengalami kerugian itu yang 8 hektar," imbuh Sholikin, sembari memegang keningnya.

Sholikin mengaku ia masih tak percaya dan bingung menghadapi kenyataan yang menimpanya. Ketika detikJatim menanyakan total kerugian yang dialaminya, matanya berkaca-kaca seakan tak bisa menahan kesedihan.

"Saya masih bingung mas, nggak pingsan saja saya masih untung. Belum saya hitung semua total kerugian yang saya alami, karena saya masih terbayang-bayang bagaimana ikan-ikan itu beterbangan. Kalau dari pakan ikan dan sewa saja, bisa sampai Rp 700 jutaan mungkin," ucap Sholikin sambil mengusap kedua matanya.

Selain pasrah, Sholikin dan ratusan petambak lainnya kini hanya bisa berdoa dan memulai semuanya dari nol. Namun, Sholikin masih kesulitan mencari modal untuk membeli pakan dan bibit ikan bandeng.

"Saya hanya bisa pasrah dan berdoa mas, mungkin ini nanti lebih banyak pada panen berikutnya. Mau mulai dari nol lagi, modal beli pakan dan bibitnya dari mana. Jika memang ada, saya berharap ada bantuan dari Pemkab Gresik mas, untuk bisa meringankan beban kami," tutup Sholikin.

Di Kecamatan Ujungpangkah, banjir rob terjadi sejak 18 sampai 22 Mei 2022. Akibatnya, 164 rumah dari dua desa tergenang dengan ketinggian 30 sampai 40 cm. Sedangkan fasilitas umum seperti musala, masjid, TK, TPI, Balai Nelayan dan TBI, tergenang air sekitar 20 sampai 40 cm. Puncak banjir rob terjadi pada tanggal 19 Mei.

"Puncak pasang air laut, pada 19 Mei lalu. Dampaknya, rumah warga tergenang antara 20 cm sampai 40 cm. Kami juga sedang memonitoring pasang surut air laut," kata Kepala BPBD Gresik Tarso Sagito.




(hil/sun)


Hide Ads