Penumpang Keluhkan Penjualan Tiket Pelabuhan Ketapang Banyuwangi

Penumpang Keluhkan Penjualan Tiket Pelabuhan Ketapang Banyuwangi

Ardian Fanani - detikJatim
Selasa, 24 Mei 2022 20:02 WIB
Tiket kapal penyeberangan di pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi yang dinilai lebih mahal dari ketentuan
Tiket pelabuhan Ketapang Banyuwangi yang dinilai mahal tidak sesuai ketentuan ASDP. (Foto: Ardian Fanani/detikJatim)
Banyuwangi -

Tiket penyeberangan ASDP Ketapang Banyuwangi dikeluhkan penumpang. Mereka mengeluhkan biaya tambahan administrasi yang lebih mahal. Tak hanya itu, pembelian tiket dengan aplikasi atau secara online (daring) itu dinilai ribet oleh penumpang.

Saat ini, pembelian tiket penyeberangan Jawa-Bali itu hanya bisa dilakukan melalui aplikasi Ferizy. Namun, pengguna aplikasi Ferizy ini mengeluhkan sejumlah kelemahan. Salah satunya akses masuk ke aplikasi yang dianggap cukup menyulitkan mereka.

Selain itu, banyak pengguna jasa tidak bisa mengoperasikan aplikasi ini. Sehingga penumpang terpaksa membeli di konter yang berada di sekitar pelabuhan.

Salah seorang pengguna jasa penyeberangan di pelabuhan Ketapang Ahmad Taufik mengatakan dirinya lebih suka dengan sistem pembelian tiket offline di loket ASDP. Pria asal Jember itu menyebut, dengan cara baru secara daring itu waktu yang diperlukan lebih lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lebih enak beli tiket langsung di loket (ASDP), langsung bayar di loket," ujarnya kepada wartawan, Selasa (24/5/2022).

Pria yang mengaku belum memiliki aplikasi Ferizy itu mengaku dirinya akhirnya membeli tiket di konter yang ada di dekat Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

ADVERTISEMENT

"Lebih enak yang beli tiket langsung, kan tidak lama," ujar pria yang hendak menyeberang ke Bali ini.

Sementara itu penumpang lain bernama Manunggal mengaku membeli tiket penyeberangan yang lebih mahal dari daftar harga yang ditentukan PT Indonesia Ferry ASDP di aplikasi Ferizy.

"Saya beli untuk penumpang pejalan kaki Rp 15 ribu. Tapi setelah kami browsing sesuai aturan terbaru, harga (tiket untuk) penumpang pejalan kaki hanya Rp 8500. Saya beli tiket di loket luar, lewat pihak ketiga," tambahnya.

Manunggal menilai adanya calo tiket yang beredar di sekitar pelabuhan membuat pembayaran tiket menjadi tidak sesuai dengan harga tiket yang ditentukan. Hal itu menurutnya sangat merugikan masyarakat.

"Kalau bisa memang harus ditertibkan hal seperti ini. Memang tidak seberapa tapi kalau dikalikan orang banyak ya repot," pungkasnya.

Ketua DPD Gapasdap Provinsi Jawa Timur Sunaryo menyatakan bahwa aplikasi Ferizy ini dibuat dengan tujuan agar pembelian tiket lebih mudah, lebih murah, dan lebih cepat. Namun, ia mengakui banyak pemakai jasa yang mengeluh pada Gapasdap terkait penggunaan aplikasi itu.

"Pertama, orang untuk membuka aplikasi Ferizy dengan HP itu agak susah. Orang lebih cenderung untuk membeli tiket di konter-konter yang berada di sepanjang jalan," jelasnya.

Rata-rata, lanjutnya, pemakai jasa yang membeli tiket di konter-konter selain karena kesulitan mengakses aplikasi Ferizy juga karena mereka belum melek teknologi. Sehingga mau tidak mau harus membeli tiket di konter-konter penjualan tiket itu.

Padahal, penjualan harga tiket di konter-konter yang ada di pinggir jalan atau di sekitar pelabuhan lebih mahal dari yang ditetapkan pemerintah. Karena konter-konter itu mematok biaya administrasi untuk pembelian tiket.

"Sehingga tujuannya aplikasi untuk lebih murah ini tidak masuk. sehingga pengguna jasa membayar lebih mahal dari harga tiket yang ada," tegasnya.

Sunaryo menambahkan, sebagai Ketua Gapasdap, dirinya menyarankan ASDP kembali menggunakan sistem pembelian tiket dengan menggunakan e-money atau semacam e-tol. Sehingga masyarakat tidak perlu menggunakan aplikasi lagi.

"Pakai e-money bisa langsung bayar. Dulu pernah diterapkan sebelum Ferizy ada. Supaya masyarakat ada pilihan. Bolehlah ada Ferizy, tapi masyarakat jangan dipaksa pakai Ferizy. Harus ada pilihan," ujarnya.

Pantauan detikJatim, penjualan tiket di konter-konter di sekitar pelabuhan memang mematok biaya administrasi bervariasi. Mulai dari Rp 2.500 hingga Rp 5.000.

Salah satunya seperti ditemui di salah satu konter penjualan tiket tak jauh dari Pelabuhan Ketapang. Harga tiket sepeda motor sebesar Rp 27.000 ditambah Rp 5.000 biaya administrasi. Sehingga pengguna jasa harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 32.000.

Belum lagi dengan tiket kendaraan besar seperti truk dan bus yang tentunya biaya administrasi lebih mahal. Berikut ini harga tiket di beberapa outlet di sekitar Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi

1. Outlet 510
- pejalan kaki : Rp 15 ribu
- sepeda motor : Rp 35 ribu
- Kendaraan Kecil : RP 190 ribu

2. Outlet Samping Lanal Banyuwangi
- Penumpang Rp 14 ribu
- Sepeda motor Rp 32 ribu
- Kendaraan Kecil Rp 188 ribu

3. Outlet Samping Indomart Ketapang
- Penumpang Rp 14 ribu
- Sepeda motor Rp 32 ribu
- Kendaraan Kecil Rp 188 ribu

4. Outlet Depan Pintu Masuk Pelabuhan Ketapang
- Penumpang Rp 13 ribu
- Sepeda motor Rp 33 ribu
- Kendaraan Kecil Rp 190 ribu




(dpe/iwd)


Hide Ads