Bikin Trenyuh Perjuangan Pemudik Kehabisan Tiket hingga Tidur di Emperan

Bikin Trenyuh Perjuangan Pemudik Kehabisan Tiket hingga Tidur di Emperan

Chuk Shatu Widarsha - detikJatim
Sabtu, 30 Apr 2022 16:01 WIB
Pemudik Tujuan Madura Kehabisan Tiket di Pelabuhan Situbondo Terpaksa Tidur di Emperan
Pemudik ke Kepulauan Madura belum dapat tiket di Situbondo (Foto: Chuk Shatu Widarsha/detikJatim)
Situbondo -

Perjuangan untuk bisa mudik ke kampung halaman memang cukup berat dan berliku. Selain menguras kekuatan fisik, juga psikis.

Seperti dialami Riski (43), pemudik asal Gianyar, Bali. Dia kehabisan tiket penyeberangan menuju Kepulauan Madura. Akibatnya, Dia terpaksa tidur di emperan sekitar pelabuhan selama berhari-hari.

"Saya mau nyeberang ke Pegerungan (kepulauan di Madura). Tapi kehabisan tiket," tutur pria yang mengaku hendak mudik bersama beberapa anggota keluarganya, saat berbincang dengan detikJatim di sekitar Pelabuhan Jangkar, Sabtu (30/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riski menambahkan, dia bersama keluarganya memang berniat untuk mudik tahun ini, setelah 3 tahun tertunda lantaran pandemi COVID-19. Makanya, dia sengaja membawa anaknya yang baru berumur 2 tahun.

"Anak saya nomor 3 ini dilahirkan di Bali 2 tahun lalu. Karena kena pandemi dan tidak bisa pulang, jadi kakek neneknya di kampung tidak pernah tahu ke anak saya yang kecil ini," terang Riski, yang berprofesi sebagai wiraswasta ini.

ADVERTISEMENT

Hal senada dituturkan Tosari (37), asal Muncar, Banyuwangi. Dia mengaku rutin mudik ke Madura melalui Pelabuhan Jangkar, Situbondo. Karena pelabuhan itu salah satu pelabuhan penyeberangan ke Kepulauan Madura.

"Apes saya mudik tahun ini. Kehabisan tiket. Jadi harus menunggu jadwal berikutnya. Daripada balik lagi, mending nunggu di sini saja. Meski harus tidur di tikar," tandas Tosari.

Pemudik Tujuan Madura Kehabisan Tiket di Pelabuhan Situbondo Terpaksa Tidur di EmperanPemudik Tujuan Madura Kehabisan Tiket pulkam Tidur di Emperan/ Foto: Chuk Shatu Widarsha

Hal yang membuat trenyuh dialami Bella (26), pemudik dari Denpasar, Bali. Uang saku untuk perjalanan mudik sudah mulai menipis. Karena sudah tiga hari menunggu.

"Uang sudah habis untuk makan tiga hari di sini. Tapi sampai sekarang belum juga dapat tiket," tutur perempuan berambut sebahu yang mengaku akan mudik ke Pulau Sapeken, Sumenep.

Tosari, Riski, dan Bella tak sendirian harus menunda sementara menyeberang ke Kepulauan Madura. Ratusan calon penumpang kapal mengalami nasib yang sama, kehabisan tiket kapal penyeberangan. Mereka terpaksa harus rela tidur di sekitar pelabuhan berhari-hari, dengan kondisi terbatas.

Bagi yang punya uang lebih, mereka dapat tidur di rumah penduduk yang ada di sekitar pelabuhan.

Selain membawa barang bawaan banyak, tak jarang pula para penumpang tersebut juga membawa kendaraan roda dua. Bahkan roda empat. Karena kapal penyeberangan yang berukuran besar dapat juga menampung kendaraan.

Sementara seorang petugas di Pelabuhan Jangkar, Tri Wahyono, mengatakan jumlah penumpang memang membeludak sejak beberapa hari lalu. Karena itu, tiket selalu habis.

"Padahal, kami sudah menambah trip khusus untuk arus mudik ini. Tetapi selalu saja habis. Rencananya kami akan menambah trip lagi," pungkasnya.

Sistem pembelian tiket di Pelabuhan Jangkar memang masih berlaku secara offline. Sehingga pemudik harus mengular untuk antre di loket tiket yang tersedia.




(fat/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads