Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Gotong Royong Rehabilitasi Hutan

Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Gotong Royong Rehabilitasi Hutan

Faiq Azmi - detikJatim
Senin, 23 Mei 2022 15:24 WIB
gubernur jatim
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (Foto: Humas Pemprov Jatim)
Surabaya -

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mendorong masyarakat melakukan aksi mitigasi perubahan iklim melalui kegiatan rehabilitasi hutan. Langkah ini bertujuan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan.

"Pemanasan global berada di fase yang mengkhawatirkan dan mempengaruhi cuaca dan iklim ekstrem di setiap wilayah di seluruh dunia. Hal ini akan membawa bencana bagi kita semua jika tidak ada langkah konkrit untuk menahan lajunya," kata Khofifah di Surabaya, Senin (23/5/2022).

Menurut Khofifah, pemulihan hutan dan lahannya dapat meningkatkan daya produktivitas serta peranannya dalam menjaga sistem penyangga kehidupan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih, ancaman perubahan iklim begitu nyata dan dapat dirasakan seluruh masyarakat dunia. Munculnya siklon tropis, hujan ekstrem, puting beliung, banjir bandang menjadi bukti bahwa perubahan iklim membawa kerugian bagi manusia.

Menurut dia, rusaknya hutan berakibat pada menurunnya kemampuan hutan tersebut menyerap karbon dengan baik. Di lain sisi, jumlah produksi emisi semakin terus meningkat yang menjadikan atmosfer bumi panas dan mempercepat terjadinya perubahan iklim.

ADVERTISEMENT

"Saya ingin mengajak kepada kita semua, sejauh yang kita mampu, ayo kita lakukan rehabilitasi dan revitalisasi hutan dan mangrove semaksimal yang kita mampu. Ayo lakukan penanaman dan penanaman kembali," ajak Khofifah.

Khofifah menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur di banyak negara saat ini menggunakan standar green infrastructure, green finance, serta pembangunan dengan pertumbuhan secara inklusif. Sejalan dengan peran Indonesia sebagai presidensi G20 tahun ini, Khofifah berpendapat bahwa ini adalah momen yang tepat untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia juga dalam proses mewujudkan negara yang hijau yang ramah lingkungan dan hutan.

"Hari ini dunia menunggu kita. G20 presidensinya adalah Indonesia, maka ada target menanam bakau sebanyak mungkin," imbuh dia.

Khofifah juga membagikan pengalamannya sebagai pecinta alam. Sejumlah gunung yang pernah dia daki. Seperti Gunung Klotok, Gunung Kelud, Gunung Arjuno, Gunung Bromo, hingga Gunung Semeru. Dia juga bercerita pernah bertemu harimau jawa di Semeru sebelum dinyatakan punah tahun 1980an.

Menurut dia, menjadi pecinta alam bukan sekadar naik gunung, eksplorasi jurang, lembah, gua, dan hutan. Lebih dari itu, ada banyak etika lingkungan yang harus dijunjung agar keindahan alam bisa tetap terjaga dan lestari. Selain itu, aktivitas pecinta alam merupakan cara bersyukur kepada Tuhan yang menciptakan alam Indonesia yang begitu indah.

"Tidak pernah saya mengambil satu pun pohon anggrek yang saya lihat begitu indahnya di sepanjang Gunung Semeru. Bahkan di situ saya pernah bertemu harimau Semeru, banyak yang kemudian mempertanyakan. Ketika perjalanan ke Ranu Pane saya suka potong kompas. Lalu saya lihat ada gundukan dan kayak ada lubangnya seperti goa. Di situ ada harimau bersama beberapa anaknya. Ini sekitar 1978-1979 beberapa kali saya ke Semeru. Jangan dibayangkan ke Ranu Pane seperti sekarang bisa langsung pakai mobil," pungkas Khofifah.




(hse/iwd)


Hide Ads