Kades Bayu, Sugito, memberi penjelasan lebih lengkap terkait KKN Desa Penari. Ia menjelaskan soal fakta dan cerita yang sifatnya tak kasat mata.
"Pada 2009 itu memang betul ada mahasiswa dari Surabaya, orang 11, KKN di Desa Bayu. Itu memang betul. Pada waktu itu saya belum jadi kepala desa. Saya masih kepala dusun. Pj Kepala Desanya Pak Satrio," kata Sugito kepada detikJatim, Minggu (22/5/2022).
Ia menjelaskan, nama 'Desa Penari' mungkin hanya cerita yang sifatnya gaib semata. Tidak ada desa bernama Desa Penari. Desa yang saat ini ia tempati yakni Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak tahun 2019, kalau dikatakan Desa Penari, saya bantah. Tidak Ada. Karena saya takut disuruh menunjukkan mana Desa Penari, saya tidak bisa menunjukkan. Ini Desa Bayu bukan Desa Penari," terangnya.
"Jadi kalau Desa Penari tidak ada. Tapi kalau yang KKN pada 2009 di sini ada. Ada 2 anak yang masuk ke hutan. Muda-mudi. Mereka kesurupan. Pak Kaur Kesra itu mengatakan sakit. Baru satu minggu KKN-nya. Belum waktunya pulang, tapi pulang karena dua orang itu sakit udah 3 hari gak sembuh," tambahnya.
Sugito kemudian menjelaskan soal dua mahasiswa yang sakit tersebut. Menurutnya, pihak desa sempat mendatangkan beberapa orang yang dinilai yang dinilai bisa mengobati, untuk membantu menyembuhkan dua mahasiswa itu.
"Mereka (dua mahasiswa yang sakit) dibawa ke balai desa. Dicarikan obat. Dipanggil orang pintar ke balai desa. Memang betul orang dua itu," ujarnya.
"Cerita dari teman dua mahasiswa itu, bahwa dua mahasiswa itu melakukan hubungan tidak senonoh di Darungan. Kemudian pas pulang, diajak mampir sama orang, tapi orang itu bukan manusia sebetulnya. Masuk ke alam gaib. Di sana ada tari-tarian. Ada makanan. Pulang dikasih bingkisan, pas dibuka rame-rame isinya kepala kera. Tapi itu kan cerita teman-temannya itu. Benar atau tidaknya kita tidak tahu," imbuh Sugito.
Menurut Sugito, pihaknya tidak bisa membuktikan soal kisah mistis tersebut. Pihaknya hanya mendengar cerita itu berdasarkan pengakuan mahasiswa yang KKN. Ia hanya berani menyampaikan fakta yang ada. Yang kasat mata.
"Cuma fakta yang nyata, memang ada orang KKN. Dua orang sakit iya betul. Karena itu diketahui oleh mata. Tapi yang cerita dua orang hubungan tak senonoh dan soal kepala kera (cerita mistis) itu hanya cerita mahasiswa kepada kami. Saya takut kalau diminta menunjukkan, buktinya mana? Jadi yang dua sakit itu sempat diobati di sini. Tiga hari tidak sembuh sehingga dibawa ke Surabaya.
Heboh soal KKN Desa Penari mulai terjadi pada 2019. Itu setelah akun Twitter @SimpleM81378523 bercerita, ada enam mahasiswa-mahasiswi yang menggelar KKN di Kota B, Jawa Timur pada 2009 akhir. Mereka merupakan mahasiswa-mahasiswi angkatan 2005/2006 dari sebuah perguruan tinggi di Kota S.
Enam calon sarjana yang menggelar KKN tersebut yakni Ayu, Nur, Widya, Wahyu, Anton dan Bima. Dua di antaranya meninggal setelah melewati seabrek hal mistis di tempat KKN tersebut.
Setelah kisah mistis itu viral, banyak orang yang berspekulasi dan melakukan penelusuran mengenai tempat KKN Desa Penari. Kisah itu kemudian dibukukan dan difilmkan. Saat ini filmnya masih tayang dan masih menyedot banyak penonton.
(sun/fat)