Rowo Bayu Banyuwangi kembali menjadi perbincangan setelah film 'KKN di Desa Penari' tayang. Di era 70-an dan 80-an, Rowo Bayu dikenal angker.
Seperti yang disampaikan Kepala Desa Bayu, Sugito kepada detikJatim pada 2019. Rowo Bayu berada di Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
Namun menurut Sugito, seiring banyaknya orang yang datang ke lokasi tersebut, Rowo Bayu berubah menjadi lebih hangat di mata masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun 90-an itu sudah dibuka sebagai destinasi wisata. Ramai dikunjungi orang. Mungkin lelembutnya (makhluk halus) minggir hingga tidak angker lagi," kata Sugito, Rabu (4/9/2019).
Namun di era 90-an itu juga ada dua orang tewas tenggelam di Rowo Bayu. Akhirnya wisata telaga kembali sepi.
"Laki-laki perempuan yang meninggal dunia. Berbeda waktu dan beda tempat. Bahkan nyari jenazahnya itu malah pakai penyelam segala," tambahnya.
Rowo Bayu Banyuwangi kembali menjadi perbincangan setelah film 'KKN di Desa Penari' tayang. Rowo Bayu disebut-sebut sebagai lokasi KKN tersebut.
Dugaan itu semakin kencang berembus, salah satunya setelah Menteri BUMN Erick Thohir mewawancara Sudirman, yang disebut-sebut sebagai pengelola Wisata Rowo Bayu.
Kepada Erick, Sudirman menceritakan bahwa tragedi 'KKN Desa Penari' terjadi di sekitar Rowo Bayu. Dalam wawancara itu, ia juga menunjukkan sejumlah foto soal titik-titik yang ada di kegiatan KKN itu.
"Itu cerita yang sesungguhnya dari versi Kepala Desa Bayu. KKN-nya tahun berapa, tanggal berapa, semuanya tercatat," kata Sudirman dalam video yang dilihat detikJatim, Rabu (18/5/2022).
Pada 2019, akun Twitter @SimpleM81378523 bercerita, ada enam mahasiswa-mahasiswi yang menggelar KKN di Kota B, Jawa Timur pada 2009 akhir. Mereka merupakan mahasiswa-mahasiswi angkatan 2005/2006 dari sebuah perguruan tinggi di Kota S.
Enam calon sarjana yang menggelar KKN tersebut yakni Ayu, Nur, Widya, Wahyu, Anton dan Bima. Dua di antaranya meninggal setelah melewati seabrek hal mistis di tempat KKN tersebut.
Setelah kisah mistis itu viral, banyak orang yang berspekulasi dan melakukan penelusuran mengenai tempat 'KKN Desa Penari' itu berlangsung. Kisah itu kemudian dibukukan dan difilmkan. Saat ini filmnya tengah tayang dan menyedot banyak penonton.
(sun/sun)