Mengenal Rowo Bayu Banyuwangi yang Ramai Disebut Lokasi KKN Desa Penari

Mengenal Rowo Bayu Banyuwangi yang Ramai Disebut Lokasi KKN Desa Penari

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 19 Mei 2022 15:15 WIB
Rowo Bayu, Tempat Angker Yang Merupakan Lokasi Perang Puputan Bayu
Rowo Bayu Banyuwangi (Foto: Ardian Fanani/detikJatim)
Surabaya -

Rowo Bayu Banyuwangi disebut-sebut sebagai lokasi KKN Desa Penari. Rowo Bayu kembali menjadi perbincangan usai film 'KKN di Desa Penari' tayang. Ternyata, lokasi itu menyimpan sejumlah kisah menarik.

Rowo Bayu Banyuwangi dikenal sebagai lokasi Perang Puputan Bayu yang sangat keji. Di sini juga sebagai tempat peristirahatan terakhir salah satu Raja Blambangan, Prabu Tawang Alun. Prabu Tawang Alun tak menginginkan ada perang saudara di kerajaannya.

Prabu Tawang Alun, harus meninggalkan tahtanya dan kemudian jadi pertapa di Rowo Bayu. Sebelum menjadi lokasi pertapaan, Rowo Bayu merupakan hutan lebat yang angker dan menyimpan kisah mistis dan cerita horor. Karena sangat angker, tak ada yang berani ke hutan tersebut. Sampai akhirnya Prabu Tawang Alun yang menemukan tempat tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cerita lain Rowo Bayu ini adalah lokasi pertapaan dan moksa Prabu Tawang Alun. Dulunya ini adalah hutan angker dan tidak dijamah oleh manusia," ujar Hasnan Singodimayan, Budayawan Banyuwangi pada Minggu (7/2/2021).

Munculnya niatan bertapa Prabu Tawang Alun, karena kala itu Prabu Tawang Alun ditunjuk sang ayah untuk memimpin kerajaan lantaran ia adalah anak tertua. Namun, adiknya Wilabrata iri dengan tahta yang diberikan kepada Prabu Tawang Alun.

ADVERTISEMENT

Untuk menghindari perdebatan, Prabu Tawang Alun mengalah dan membiarkan sang adik mengambil tahta tersebut. "Wilabrata iri, kemudian Prabu Tawang Alun akhirnya meninggalkan kerajaan untuk bertapa. Prabu Tawang Alun kemudian mendapat bisikan untuk meninggalkan kerajaan untuk berjalan ke arah hutan. Sang Hyang Widhi membisikan kepada Prabu Tawang Alun untuk mengikuti Macan Putih. Harimau putih tersebut menuntun Prabu Tawang Alun sampai ke Rowo Bayu," tambahnya.

Pendukung Prabu Tawang pun ikut menyepi di Telaga Rowo Bayu. Bahkan, kata Hasnan, hal ini membuat Kerajaan Blambangan yang dipimpin oleh Wilabrata pun terusik. Mereka mengira, Prabu Tawang Alun mengumpulkan masyarakat untuk menyerang Blambangan.

"Hingga akhirnya Wilabrata datang sendiri ke Rowo Bayu bertemu dengan kakak kandungnya. Namun sayang, saat bertemu dengan kakak kandungnya, Wilabrata langsung menusuk sang kakak. Tapi anehnya, justru Wilabrata yang terluka dan kemudian mati," bebernya.

Rowo Bayu, Tempat Angker Yang Merupakan Lokasi Perang Puputan BayuPetilasan Prabu Tawang Alun di Rowo Bayu Banyuwangi Foto: Ardian Fanani

Sementara itu, Juru kunci Rowo Bayu, Mbah Saji mengatakan, Prabu Tawang Alun dipercaya moksa di sekitar telaga Rawa Bayu. Tempat ini dipercaya sebagai tempat favorit Prabu Tawang Alun meditasi.

Lokasi meditasi sang Raja berada di pojok kanan sebelah utara dari telaga. Lokasi itu kini dibangun seperti candi, menutupi sebuah batu yang tercetak bekas kaki sang Prabu Tawang Alun selama meditasi.

"Di sini ada cetakan kaki saat meditasi Prabu Tawang Alun, Raja Blambangan kala itu. Ini dipercaya masyarakat tempat yang sakral," ujar Mbah Saji.

Telaga ini memang sangat rimbun dan menyejukkan. Apalagi ditambah dengan gemericik air dari tiga mata air di sekitar lokasi bangunan meditasi. Yaitu Sumber Kamulyan, Sumber Rahayu dan Sumber Panguripan. Mata air ini belum pernah berhenti mengalir meski musim kemarau panjang sekalipun. Keberadaannya sangat dihormati dan disakralkan.

Mbah Saji mengakui banyak kejadian mistis terkadang muncul di Rowo Bayu. Namun dia menganggap itu biasa. Bahkan, wewangian muncul pada bulan-bulan dan hari-hari tertentu.

"Namanya tempat sakral pasti menjadi tempat yang bisa untuk meditasi. Asal tidak mengganggu dan bertujuan baik. Warga sekitar yang akan menggelar hajat pasti datang ke sini berdoa kepada Tuhan," pungkasnya.

Rowo Bayu Banyuwangi kembali menjadi perbincangan setelah film 'KKN di Desa Penari' tayang. Rowo Bayu disebut-sebut sebagai lokasi KKN tersebut.

Dugaan itu semakin kencang berembus, salah satunya setelah Menteri BUMN Erick Thohir mewawancara Sudirman, yang disebut-sebut sebagai pengelola Wisata Rowo Bayu.

Kepada Erick, Sudirman menceritakan bahwa tragedi 'KKN Desa Penari' terjadi di sekitar Rowo Bayu. Dalam wawancara itu, ia juga menunjukkan sejumlah foto soal titik-titik yang ada di kegiatan KKN itu.

"Itu cerita yang sesungguhnya dari versi Kepala Desa Bayu. KKN-nya tahun berapa, tanggal berapa, semuanya tercatat," kata Sudirman dalam video yang dilihat detikJatim, Rabu (18/5/2022).

Pada 2019, akun Twitter @SimpleM81378523 bercerita, ada enam mahasiswa-mahasiswi yang menggelar KKN di Kota B, Jawa Timur pada 2009 akhir. Mereka merupakan mahasiswa-mahasiswi angkatan 2005/2006 dari sebuah perguruan tinggi di Kota S.

Enam calon sarjana yang menggelar KKN tersebut yakni Ayu, Nur, Widya, Wahyu, Anton dan Bima. Dua di antaranya meninggal setelah melewati seabrek hal mistis di tempat KKN tersebut.

Setelah kisah mistis itu viral, banyak orang yang berspekulasi dan melakukan penelusuran mengenai tempat 'KKN Desa Penari' itu berlangsung. Kisah itu kemudian dibukukan dan difilmkan. Saat ini filmnya tengah tanyang dan menyedot banyak penonton.




(hil/sun)


Hide Ads