Selain bahaya tepi jalan (side road hazard), investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga menemukan fakta kelelahan sopir sebagai penyebab utama tragedi kecelakaan Bus Ardiansyah nopol S 7322 UW, di Tol Sumo. Mereka akan melayangkan rekomendasi kepada pemerintah untuk meningkatkan pembinaan dan pengawasan angkutan pariwisata.
Ketua Sub Komite LLAJ Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan, pihaknya menemukan fakta penting yang menjadi faktor utama kecelakaan maut di KM 712.400A Tol Sumo. Kecelakaan yang merenggut 14 nyawa ini dipicu pengemudi bus, Ade Firmansyah (29) tertidur lelap.
Usut punya usut, ternyata warga Sememi, Kelurahan Benowo, Pakal, Surabaya itu mengemudi dalam kondisi kelelahan. Betapa tidak, kesempatan istirahat bagi Ade sangat minim sejak berangkat dari Surabaya pada Sabtu (14/5) sekitar pukul 20.00 WIB. Sebagai kernet, ia harus setia menemani sopir bus, Ahmad Ari Ardiyanto (31), warga Desa Boteng, Menganti Gresik mengantar penumpang ke Dieng, Wonosobo dan Malioboro, Yogyakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama di kendaraan dia (Ade) duduk di depan di kursi kecil. Kalau pun dia tidur hanya tidur-tidur ayam, tidak akan bisa lelap. Saat bus berhenti, saat istirahat, kewajiban kernet menjaga bus, dia tidak boleh ikut tidur. Pengemudinya kan tidur, dia menjaga bus dan barang-barangnya. Artinya, dia tidak efektif dalam beristirahat," kata Wildan kepada wartawan di Mapolres Mojokerto Kota, Jalan Bhayangkara, Rabu (18/5/2022).
Rombongan 32 wisatawan asal RW 1, Kelurahan Benowo, Pakal, Surabaya itu bertolak dari Malioboro pada Minggu (15/5) sekitar pukul 24.00 WIB tanpa menginap di hotel. Akibatnya, lelah melanda para penumpang maupun sopir bus. Begitu juga dengan Ade.
Mereka sempat mampir ke rest area KM 627A Saradan, Madiun untuk salat subuh pada Senin (16/5) sekitar pukul 04.30 atau 05.00 WIB. Saat itu, sopir bus tidur di bagasi bus. Saat para penumpang naik kembali ke bus, sopir tak juga bangun. Ade pun nekat mengambil alih kemudi bus dengan alasan sungkan membangunkan rekan kerjanya. Ia bisa mengemudikan bus sejak 2018 meski belum mempunyai SIM B1.
Padahal, saat itu Ade dalam kondisi kelelahan. Sehingga beberapa menit menjelang kecelakaan di KM 712.400A sekitar pukul 06.15 WIB, ia tertidur pulas setelah mengemudi sekitar 85 km. Kernet Bus Ardiansyah nopol S 7322 UW ini baru tersadar setelah bus yang saat itu ia kemudikan menabrak fondasi tiang variable message sign (VMS) di bahu jalan Tol Sumo.
"Ini sebuah manajemen keselamatan yang perlu kita benahi. Selama ini pembinaan dan pengawasan kendaraan pariwisata perlu ditingkatkan. Karena kasus-kasus seperti ini (pengemudi kelelahan) banyak terjadi, bukan cuma di kendaraan ini, tapi di hampir sebagian besar angkutan wisata," terang Wildan.
Ia menjelaskan, bahaya atau hazard dalam kasus kecelakaan ini adalah sopir bus bisa mengemudi lebih dari 8 jam. Sehingga sopir kelelahan dan digantikan Ade selaku kernet bus. Ade mengambil alih kemudi atas inisiatifnya sendiri karena sungkan membangunkan rekan kerjanya yang tidur pulas di bagasi bus.
"Hazardnya dalam kasus ini pengemudi bisa mengemudi lebih dari 8 jam. Ternyata tidak ada regulasi, pengawasan dan pembinaan yang efektif untuk mencegah itu terjadi. Yang dilakukan KNKT bagaimana caranya agar pemerintah secara efektif bisa mencegah jangan sampai pengemudi bisa mengemudi lebih dari 8 jam," terang Wildan.
Belajar dari kecelakaan ini, kata Wildan, pihaknya akan membuat rekomendasi kepada Kementerian Perhubungan, pemerintah daerah, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pekan depan untuk mencegah kecelakaan serupa terulang. Ia berharap pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap angkutan pariwisata agar para sopir mendapatkan waktu istirahat yang cukup saat bekerja.
"KNKT akan membuat rekomendasi setelah ini, minggu depan akan kami keluarkan surat terkait active safety mencegah kecelakaan ini terjadi kembali. Menata bagaimana wisata kita menjadi wisata berkeselamatan. Nanti kami kan mendesain regulasi dan pengawasannya agar hal ini tak terulang. Tujuan kami meniadakan faktor yang berkontribusi dalam kecelakaan. Yaitu kegiatan dalam rentang waktu di luar ambang batas manusia. Kalau dipotong dengan istirahat tidur atau apa, kecelakaan itu tidak akan terjadi," terangnya.
Bus Ardiansyah nopol S 7322 UW yang dikemudikan kernet bus, Ade Firmansyah (29), warga Sememi, Kelurahan Benowo, Pakal, Surabaya melaju dari barat ke timur atau dari arah Jombang ke Surabaya. Sampai di KM 712.400A Tol Sumo pada Senin (16/5) sekitar pukul 06.15 WIB, bus mendadak oleng ke kiri karena Ade tertidur lelap.
Akibatnya, bus berpenumpang 32 orang itu menabrak besi pembatas jalan tol, lalu menabrak fondasi tiang VMS. Kerasnya benturan membuat bagian depan sisi kiri bus ini hancur. Bus juga terguling ke kanan di lajur kiri jalan tol. Sedangkan tiang VMS ambruk beserta fondasinya.
Kecelakaan tunggal ini mengakibatkan 14 penumpang tewas. Selain itu, 18 penumpang dan kernet bus terluka. Sedangkan sopir bus, Ahmad Ari Ardiyanto (31), warga Desa Boteng, Menganti Gresik, selamat. Maka, total ada 34 orang di dalam bus nahas tersebut.
(sun/sun)