Kelompok Mahfudijanto terindikasi melakukan penyimpangan dari ajaran Islam atau aliran sesat di Pasuruan. MUI Jatim membeberkan kriteria aliran sesat itu apa.
"Ada 10 kriteria di MUI terkait kesesatan. Di antaranya ada pengakuan tuhan selain Allah, pengakuan nabi setelah Nabi Muhammad, meragukan hari kiamat, mempercayai kitab suci selain Al-Qur'an, menghina ajaran Islam seperti salat, menghina amalan islam, kemudian mengkafirkan sesama muslim," kata Ketua Fatwa MUI Jatim KH Ma'ruf Khozin, kepada detikJatim, Senin (17/5/2022).
"Jadi selama ada kelompok, aliran, padepokan yang masuk ke kategori itu maka tergolong kelompok sesat. Cuma bedanya kita, di MUI ada ulama, kalau ketemu yang sesat kita bimbing sampai lurus dengan cara yang santun. Ibarat sakit itu orang diberi obat, bukan dicaci orangnya tapi disembuhkan," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat munculnya aliran sesat di Pasuruan, Ma'ruf meminta kiai-gus turut aktif berdakwah dan mengawasi lingkungan sekitar. Ia menduga, di tempat Mahfudijanto menyebarkan aliran sesatnya, tidak ada pengawasan dari tokoh agama.
"Kita dorong ustad, kiai, gus berdakwah di tempat yang rawan. Kita tahu biasanya di satu desa banyak kiai, banyak gusnya tapi gak mau berdakwah di tempat yang jauh. Di satu sisi ada tempat yang kekurangan ulama, jadi perlu pemerataan. Sehingga di tempat rawan pendangkalan aqidah, tempat rawan muncul tokoh sesat ini, agar ustaz, kiai, gus bisa mengisi di tempat tersebut, sehingga aliran sesat tidak menyebar," bebernya.
Ma'ruf mengimbau masyarakat lebih jeli dalam memilih panutan agama. Ia menyarankan masyarakat memilih kiai, ustaz, gus yang jelas dan tidak menyimpang dari ajaran Islam.
"Sesuai tipikal kesesatannya yang beredar, perlu dibimbing si penyebar aliran sesat ini, dan harus dibina sampai benar karena memang kelompok gitu dapat mimpi, bisikan, ya secara ajaran tidak rasional," kata Ma'ruf.
"Kepada masyarakat, kalau ada aliran gitu, dan berulang terjadi biasanya di masyarakat yang minim pengetahuan agamanya, kalau banyak pesantrennya hampir gak ada. Biasanya di situ minim, masyarakat saya imbau berhati-hati mencari guru agama, pilih kiai, ustad, gus yang tidak menyimpang dari ajaran islam," tandasnya.
(Faiq Azmi/iwd)