Dhammadipa Arama, Vihara Tertua di Kota Batu

Dhammadipa Arama, Vihara Tertua di Kota Batu

Muhammad Aminudin - detikJatim
Senin, 16 Mei 2022 16:22 WIB
Vihara Dhammadipa Arama berada di Jalan Raya Mojorejo, Dusun Ngandat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Rumah ibadah umat Buddha tersebut merupakan vihara tertua di Kota Batu. Usianya sudah lebih dari 50 tahun.
Vihara Dhammadipa Arama/Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim
Batu -

Vihara Dhammadipa Arama berada di Jalan Raya Mojorejo, Dusun Ngandat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Rumah ibadah umat Buddha tersebut merupakan vihara tertua di Kota Batu. Usianya sudah lebih dari 50 tahun.

Vihara Dhammadipa Arama juga disebut sebagai vihara terbesar di wilayah Indonesia Timur, yang sering menjadi jujugan tempat ibadah umat Buddha dari berbagai daerah. Selain tempat ibadah atau Dhammasala, di situ juga terdapat museum, Pagoda hingga patung Buddha tidur atau sleeping Budhist.

Aktivitas religi begitu kental dirasakan dalam Vihara Dhammadipa Arama. Suasana yang tenang membuat pengunjung merasa damai memasuki rumah ibadah tersebut. Sejak menjelang perayaan Hari Raya Waisak, para samanera atau calon bikkhu laki-laki terlihat sibuk membersihkan komplek vihara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vihara Dhammadipa Arama berada di Jalan Raya Mojorejo, Dusun Ngandat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Rumah ibadah umat Buddha tersebut merupakan vihara tertua di Kota Batu. Usianya sudah lebih dari 50 tahun.Patung Buddha tidur di Vihara Dhammadipa Arama/ Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim

Bhikkhu Jayamedho mengatakan, vihara sudah berdiri sejak 50 tahun lalu. Ia bersama bikkhu sepuh merintis pendirian vihara yang awalnya hanya sebidang tanah kecil. Tempat ini dipilih, karena memiliki jejak masa lampau dan masyarakat sekitar banyak beragama Buddha. Para bikkhu berkeinginan melestarikan jejak leluhur yang pernah singgah di Desa Mojorejo.

"Ini sudah lima puluh tahun, saya bersama bikkhu sepuh yang mendirikan. Beli tanahnya kecil, mengapa kita pilih di sini? Karena penduduknya mayoritas Budhist dulu, sehingga di sini ada sumber air yang dikeramatkan penduduk dan ada punden di sebelahnya. Dan memang tempat ini sejarahnya sudah ribuan tahun, dulu pernah diketemukan prasasti di sini (Desa Mojorejo)," katanya saat berbincang dengan detikJatim, Senin (16/5/2022).

ADVERTISEMENT

Bila berkunjung ke vihara ini akan disuguhi pemandangan khas umat Buddha dari mulai memasuki gerbang vihara. Pohon mojo yang kental akan sejarah juga tumbuh di antara pesan-pesan suci yang tertulis di tiang setinggi satu meter di halaman vihara tersebut.

Tertulis jelas di samping gapura hitam dengan dua patung arca tentang tata tertib selama berada di dalam komplek vihara. Seperti dilarang membunuh semua jenis makhluk hidup, dilarang berbicara keras, bebas asap rokok, dan lainnya.

Setelah itu, sejauh mata memandang, pengunjung akan menemui bangunan-bangunan unik di dalamnya. Salah satunya pagoda kedamaian berwarna emas, Patirupaka Shwedagon, sebagai tempat ibadah dan meditasi yang diresmikan pada tahun 2003.

Vihara Dhammadipa Arama berada di Jalan Raya Mojorejo, Dusun Ngandat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Rumah ibadah umat Buddha tersebut merupakan vihara tertua di Kota Batu. Usianya sudah lebih dari 50 tahun.Vihara Dhammadipa Arama/ Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim

Di samping pagoda, juga terdapat lorong kecil menuju museum. Dalam museum itu terdapat benda-benda yang berhubungan dengan sejarah penyebaran agama Buddha.

Memasuki area vihara lebih dalam, pengunjung akan menemui patung Buddha tidur berwarna emas berukuran besar. Selain itu, juga terdapat patung-patung Buddha dan pengikutnya menghiasi taman Vihara Dhammadipa Arama.

Di tempat ini, juga berdiri Sekolah Tinggi Agama Buddha Kertarajasa (STAB Kertarajasa) untuk melatih orang menjadi Dhamma (ajaran Buddha) dan pusat latihan meditasi. Bhikkhu Jayamedho mengatakan, setidaknya ada 100 Samanera dan Attasilani belajar di Padepokan Dhammadipa Arama. Samanera merupakan calon Bikkhu laki-laki, sedangkan Attasilani adalan wanita yang menempuh perjalanan suci.

"Di sini ada 100 mahasiswa yang belajar dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka akan belajar selama empat tahun, seperti di perguruan tinggi sebelum lulus menjadi Bikkhu. Di sini sama dengan pesantren, makanya kita namakan padepokan. Ketika Waisak sekarang mereka kita kirim ke beberapa daerah, untuk membantu kegiatan ibadah di vihara," ujarnya.

Bhikkhu Jayamedho, menuturkan, serangkaian kegiatan dilaksanakan dalam perayaan Waisak tahun ini. Diawali dengan kegiatan Pindapatta yakni menerima sedekah makanan dari masyarakat sekitar, kemudian diteruskan dengan ziarah ke taman makam pahlawan.

Selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan Puja Bakti Waisak yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB tadi pagi. Yakni pembacaan paritta-paritta atau ayat suci yang diikuti puluhan Bikkhu, Samanera, dan Atthasilani.

Vihara Dhammadipa Arama berada di Jalan Raya Mojorejo, Dusun Ngandat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Rumah ibadah umat Buddha tersebut merupakan vihara tertua di Kota Batu. Usianya sudah lebih dari 50 tahun.Vihara Dhammadipa Arama/ Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim

"Kegiatan Waisak akan diisi dengan kegiatan Pindapatta yakni menerima sedekah makanan dari masyarakat dan kemudian ziarah ke taman makam pahlawan, dan di hari Senin ini kegiatan beribadah dan menerima dana makanan dari umat di sini (Vihara)," ujarnya.

Pesan mendalam diberikan Bhikkhu Jayamedho bersamaan tema Waisak 2566, yakni 'Moderasi Beragama Membangun Kedamaian'. Dalam hidup beragam itu, bahwa agama memiliki tujuan merangkul bukan memukul.

"Jadi kalau beragama masih mukul apakah dengan ucapan atau pikiran, berarti belum mantep. Bahwa beragama itu mengasihi bukan membenci. Janganlah umat Buddha itu saling membenci itu tidak benar. Akan lebih baik dalam beragama itu lebih banyak bersedekah daripada mengambil. Semua manusia bersaudara," ucapnya.




(sun/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads