Ketika Ubur-Ubur Menginvasi Perairan Probolinggo, Nelayan Libur-Pantai Sepi

Round-up

Ketika Ubur-Ubur Menginvasi Perairan Probolinggo, Nelayan Libur-Pantai Sepi

Tim detikJatim - detikJatim
Jumat, 13 Mei 2022 10:17 WIB
Ubur-ubur di 3 Pelabuhan Kota Probolinggo
Ubur-ubur di Pantai Mayangan, Kota Probolinggo. (Foto: M Rofiq/detikJatim)
Probolinggo -

Kawasan Pantai Utara Kota Probolinggo juga di Pantai Mayangan atau Majengan didatangi kawanan besar ubur-ubur berbagai ukuran dan warna. Koloni ubur-ubur ini dianggap mengganggu aktivitas nelayan dan wisatawan.

Kedatangan hewan laut tidak bertulang itu memengaruhi aktivitas nelayan untuk mencari ikan. Sebab, kawanan ubur-ubur itu membuat kawanan ikan menghindar dan cenderung enggan berada di permukaan laut.

"Kedatangan kawanan ubur-ubur sangat berdampak bagi para nelayan. Hasil tangkapan kami menurun karena ubur-ubur ini muncul. Akhirnya, banyak nelayan dan pemancing tidak mencari ikan," ujar salah satu nelayan perairan Mayangan, Probolinggo Hambali, Kamis (12/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara di kawasan Pantai Mayangan atau Pantai Majengan, yang airnya diyakini bisa meredakan berbagai penyakit, wisatawan enggan untuk berendam. Para pengunjung khawatir kulitnya tersentuh ubur-ubur saat berndam karana sentuhan itu bisa bikin gatal-gatal.

"Saya memilih libur kungkum air laut untuk penyembuhan penyakit stroke. Karena ubur-ubur bisa bikin gatal. Nanti malah bukan pengobatan yang saya dapat, jadi penyakit baru. Lebih baik libur dulu," kata pengunjung pantai warga Kelurahan Jati, Mayangan Yusuf (55) kepada detikJatim.

ADVERTISEMENT

Pantauan detikJatim di kawasan Pantai Utara Probolinggo, kemarin, ribuan ubur-ubur memang muncul dan mendekat ke pesisir. Warga setempat menyebutkan bahwa ubur-ubur itu muncul karena suhu air laut sedang hangat.

Ubur-ubur di 3 Pelabuhan Kota ProbolinggoUbur-ubur di 3 Pelabuhan Kota Probolinggo. (Foto: M Rofiq/detikJatim)

Ketika suhu air menghangat banyak ikan kecil dan plankton yang merupakan makanan yang disukai ubur-ubur memilih menepi ke permukaan pesisir. Itulah kenapa koloni ubur-ubur muncul ke permukaan, yakni untuk berburu plankton dan ikan kecil.

"Karena banyak makanan kesukaan dua hewan tersebut sedang muncul, yakni ikan kecil dan plankton," Ketua Paguyuban Nelayan Kota Probolinggo Jupri. Menurutnya kemunculan ubur-ubur merupakan fenomena tahunan yang terjadi saat pergantian musim hujan ke musim kemarau.

Bahkan, kata Jupri, pada masa pergantian musim seperti sekarang tidak hanya ubur-ubur yang muncul di permukaan pesisir laut. Kadang-kadang hiu tutul juga kerap muncul. "Tapi invasi ubur-ubur ini bikin tangkapan nelayan menurun, akhirnya banyak nelayan memilih libur," kata Jupri.

Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Kota Probolinggo mengimbau agar warga tidak mandi atau berendam di air laut. Alasannya, karena ubur-ubur yang menyentuh kulit manusia akan mengakibatkan gatal-gatal dan iritasi kulit. Bahkan, ubur-ubur jenis api bisa menyengat.

"Kalau mengganggu sih tidak, tapi ubur-ubur kalau tersentuh kulit bisa gatal. Fenomena ini sudah setiap tahun terjadi, biasanya 7 hari dan maksimal 15 hari di perairan Probolinggo," jelas Kabid Perikanan Tangkap dan Pengembangan Hasil Perikanan DPKPP Kota Probolinggo, Trilia Yuliana.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads