Pria berbobot 275 kg di Kota Malang anjlok bersama lift di rumahnya pada Sabtu (7/5). Akibatnya, kedua kaki korban mengalami patah tulang dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Korban adalah adalah Dwi Ariesta Wardhana (38) warga Perum Puri Kartika, Arjowinangun, Kedungkandang, Kota Malang.
Petugas yang mengevakuasi korban sempat mengalami kesulitan. Ini karena beratnya berat badan korban dan posisinya di dalam lift.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Butuh 12 orang untuk mengevakuasi korban. Tak hanya itu, untuk mengangkat korban petugas dan relawan harus menggunakan triplek setebal 1 cm, terpal, bambu dan tali untuk mengangkatnya.
"Kita sampai cari triplek, untuk bisa membawa tubuh korban yang mengalami patah kedua kaki, setelah terjatuh bersama lift di rumahnya," tutur Komandan Regu I UPT PMK Kota Malang, Edi Susianto, Senin (9/5/2022).
Edi menambahkan pihaknya juga tak menggunakan ambulance untuk membawa korban ke Rumah dr Sakit Syaiful Anwar (RSSA). Namun korban dibawa dengan menggunakan mobil pikap.
Tampak puluhan orang bahu membahu mengangkat korban ke atas pikap. Begitu juga saat menurunkannya setiba di rumah sakit.
Menurut Edi, setiba di rumah sakit korban juga harus mendapatkan perlakuan khusus dengan membaringkannya di 2 bed sekaligus. Karena selain ukuran badan juga mengantisipasi korban terguling.
"Sesampainya di RSSA Malang, korban disiapkan dua bed. Ini mengantisipasi atau dikhawatirkan bisa terguling kalau hanya satu bed saja," terang Edi.
Edi menyebutkan, lift memang menjadi fasilitas korban dan keluarganya untuk naik turun di rumahnya. Nahas, saat kejadian, korban hendak turun dari lantai dua ke lantai satu mengalami insiden kawat sling lift hingga jatuh bersama lift yang ditumpangi.
"Di rumah korban memang ada fasilitas lift. Sebagai sarana naik turun, karena memiliki kelebihan berat badan. Saat kejadian kawat sling lift putus hingga terjatuh," kata Edi.
Sementara tangis Ninik Endah Widayani (59) tak kunjung berhenti melihat anaknya berbobot 275 kg terlentang tak berdaya usai anjlok bersama lift di rumahnya. Saat itu anaknya, Dwi Ariesta Wardhana (38) tak berdaya usai turut anjlok dari lift rumahnya.
Ninik mengaku anaknya ingin membantu ibunya yang mendadak kakinya kesakitan dan mengeluarkan darah. Sudah hampir tiga tahun lamanya, Ninik harus beraktivitas menggunakan kursi roda, setelah mengalami patang tulang kaki.
Sehari-harinya, Ninik hanya tinggal bersama korban setelah hampir 20 tahun lamanya, ditinggal meninggal suaminya. Sementara anak sulung Ninik atau kakak korban, sudah berkeluarga dan menempati rumah sendiri.
Sabtu (7/5/2022), sekitar pukul 09.30 WIB, sakit pada kaki Ninik mendadak kambuh hingga berdarah. Dengan kondisi itu, ia akhirnya meminta bantuan putra keduanya yang seharinya menempati lantai dua.
"Sabtu itu, sekitar pukul 09.30 WIB, kaki saya sakit dan berdarah. Kemudian saya panggil Aris-panggilan korban, untuk turun kesini (lantai I)," cerita Ninik ditemui detikJatim di kediamannya, Senin (9/5/2022).
Teriakan Ninik kemudian direspons korban dengan bergegas turun ke lantai satu. Seperti biasanya menggunakan lift yang dipesan khusus untuk aktitivas dua penghuni rumah.
"Tak lama saya dengar suara brakk...., saya kaget terus keluar kamar. Ternyata Aris jatuh bersama lift," tutur ibu dua anak ini.
Melihat anaknya terperosok di dalam lift, Ninik pun panik. Satu per satu sanak saudaranya dihubungi melalui telpon untuk meminta bantuan. Warga sekitar yang mendengar suara lift jatuh, banyak yang kemudian berdatangan ke rumah Ninik.
Ninik mengaku, hampir tiga jam lamanya korban berada di dalam lift yang sudah dipasang hampir 2 tahun ini. Selama itu, Ninik tak kuasa menahan tangis, lantaran keluhannya korban bisa terjatuh.
"Saya menyesal, gara-gara saya minta tolong Aris (korban) jadi jatuh. Evakuasi lama hampir 3 jam, karena tubuh anak saya besar, 275 kg beratnya," akunya.
(fat/fat)