Sederet Fakta Pria Berbobot 275 Kg di Malang Celaka karena Lift Anjlok

Sederet Fakta Pria Berbobot 275 Kg di Malang Celaka karena Lift Anjlok

Tim detikJatim - detikJatim
Selasa, 10 Mei 2022 10:00 WIB
Pria berbobot 275 kg mengalami patah tulang karena anjlok bersama lift di rumahnya.
Pria 275 anjlok di lift (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Dwi Ariesta Wardhana (38), pria di Malang, Jawa Timur, dengan berat badan 275 kg, mengalami patah tulang kaki akibat lift yang di rumah yang dinaikinya anjlok. Lift itu anjlok gegara kawat slingnya tiba-tiba putus.

Kejadian itu terjadi pada Sabtu (7/5) di rumah korban di Perum Puri Kartika, Arjowinangun, Kedungkandang, Kota Malang sekitar pukul 09.30 WIB.

Berikut fakta-fakta peristiwa tersebut:

1. Butuh 12 orang untuk evakuasi

Komandan Regu I UPT PMK Kota Malang Edi Susianto mengatakan korban harus dievakuasi dengan 12 orang terdiri dari petugas PMI dan PMK serta relawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini karena bobot korban yang mencapai 2 kuintal sehingga sempat menyulitkan petugas saat proses evakuasi. Meski demikian korban akhirnya berhasil dikeluarkan dari lift dan dibawa ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSAA).

2. Korban diangkat dengan triplek hingga bambu

Karena bobot tubuh korban, petugas kemudian mengangkatnya dengan menggunakan alat yakni triplek setebal 1 cm, tali, hingga bambu. Cara ini ternyata efektif dan berhasil mengangkat tubuh korban.

ADVERTISEMENT

3. Korban dievakuasi ke RS dengan pikap

Ukuran dan berat badan membuat korban tak bisa dievakuasi dengan ambulans. Sebagai gantinya, korban harus dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil pikap. Korban dinaikkan ke pikap usai berhasil diangkat dari dalam lift.

4. Evakuasi berlangsung 3 Jam

Evakuasi korban dari rumah hingga rumah sakit membutuhkan waktu hingga sekitar 3 jam. Ini karena petugas mengalami kesulitan mengeluarkan korban dari lift dan mengangkatnya.

5. Di rumah sakit korban menggunakan 2 bed

Setiba di rumah sakit, korban mendapatkan perawatan khusus karena berat badannya. Petugas medis harus menempatkan korban dengan 2 bed. Ini agar korban tidak terguling saat dirawat.

6. Korban alami patah tulang kaki

Akibat anjlok bersama lift, kedua tulang kaki korban patah. Saat ini korban masih mendapat perawatan di Rumah Sakit (RS) dr Syaiful Anwar.

7. Korban anjlok saat akan bantu ibunya

Ninik Endah Widayani (59), ibu korban menceritakan peristiwa itu terjadi saat ia memanggilnya dari lantai 2. Saat itu ibunya minta bantuan karena kakinya sakit.

Panggilan itu dipenuhi oleh korban. Namun saat akan turun tiba-tiba liftnya anjlok bersama korban. Ibu korban mengaku menyesal karena ia memanggilnya untuk turun.

8. Punya lift pribadi untuk aktivitas di rumah

Korban dan ibunya selama ini tinggal berdua di rumah setelah ayahnya meninggal. Karena berat badan dan ibunya memakai kursi roda, keluarga korban sengaja memasang lift pribadi untuk aktifitas sehari-hari.

Lift ini berukuran tinggi kurang lebih 1,85 cm dan lebar 1 meteran. Lift ini dipesan khusus dari Jogja dengan harga sekitar Rp 50 juta.

9. Lift anjlok karena kawat sling belum sempat diganti

Menurut ibu korban, lift rumah anjlok karena kawat sling memang akan diganti. Namun belum sempat diganti kawat itu putus dan mengakibatkan lift anjlok dan anaknya menjadi korban.

Akibat kejadian ini, ibu korban hanya bisa menyaksikan dan tak bisa berbuat apa-apa saat anaknya merintih kesakitan usai anjlok di dalam lift. Saat itu ia hanya bisa menangis dan menyesali insiden itu.




(abq/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads