Kepala Satpol PP Trenggalek Stefanus Triadi Atmono mengatakan dalam razia gepeng tersebut pihaknya mengamankan 15 pengemis serta pengamen. Mereka rata-rata berasal dari beberapa kota sekitar, seperti Tulungagung, Blitar dan Kediri.
"Tadi laporan yang masuk ada 15 orang termasuk anak-anak yang sudah diamankan oleh anggota, bisa jadi kalau sampai malam ini ya lebih," kata Triadi, Senin (9/5/2022).
Para pengemis tersebut langsung dikumpulkan jadi satu dan dilakukan pembinaan. Selanjutnya mereka dipulangkan paksa ke daerah masing-masing dengan dinaikkan kendaraan umum.
"Tadi sebagian sudah saya naikkan bus," imbuhnya.
Menurutnya para gepeng tersebut selalu memanfaatkan momen perayaan lebaran ketupat di Kecamatan Durenan untuk meminta-minta. Mereka biasanya datang ke Trenggalek secara berkelompok atau rombongan.
"Jumlahnya itu puluhan. Setelah di sini mereka menyebar ke kampung untuk minta-minta," jelasnya.
Triadi mengatakan, dari hasil penyelidikan Satpol PP para pengemis tersebut rata-rata hidup secara berkecukupan di daerah asalnya. Hanya saja mereka berpura-pura miskin untuk mengemis.
"Kami itu pernah mengantar mereka pulang sampai ke rumah, ternyata punya rumah dan rumahnya bagus. Jadi mengemis itu memang menjadi mata pencaharian," jelasnya.
Pihaknya mengaku akan tetap menggelar razia gepeng saat momen perayaan hari besar di Trenggalek. Sebab keberadaan mereka justru mengganggu ketertiban umum.
(iwd/iwd)