Masyarakat menanti keputusan pemerintah dan organisasi Islam terkait pelaksanaan Salat Idul Fitri 1443 Hijriah. Keputusan itu akan ditentukan dalam Sidang Isbat petang nanti, setelah keluarnya hasil pemantauan hilal atau Rukyat di beberapa daerah sore ini.
Ketua Falakiyah NU Jatim Shofiyullah mengatakan, pihaknya telah merencanakan pelaksanaan Rukyatul Hilal ini sejak Sabtu (30/4/2022).
"Mulai hari ini, nanti kalau terlihat (hilal), ya, berarti besok (Senin) Hari Raya (Idul Fitri 1443 H). tapi kalau tidak terlihat di Indonesia, berarti hari rayanya mundur sehari," kata Shofiyullah kepada detikJatim, Minggu (1/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebutkan, sudah disiapkan sejumlah titik yang akan menjadi lokasi pemantauan hilal di Jatim. Total, ada sebanyak 31 titik se-Jatim yang menjadi lokasi pemantauan hilal.
"Rencananya sudah nyebar ke-31 titik hari ini. Laporannya (hasil rukyat) Magrib nanti," ujarnya.
Menurutnya 31 titik itu tersebar di sejumlah daerah se-Jatim. Mulai dari Surabaya, Gresik, Kediri, Probolinggo, Malang, hingga Blitar.
Meski begitu, pihaknya telah mengimbau kepada masyarakat, khususnya Nahdliyin, agar tetap bersabar. Pihaknya bersama pemerintah akan segera melaporkan hasil hilal.
"Saya mohon tetap menunggu hasil rukyat. Akan segera kami beritahukan ke PBNU dan segera kami laporkan ke Kemenag kemudian diisbatkan oleh Menag. PBNU nanti yang akan menyebarkannya hasilnya. Setidaknya jam 19.00 WIB sudah ada keputusannya," katanya.
Hilal adalah bulan sabit muda pertama yang bisa dilihat usai terjadinya konjungsi di arah dekat matahari terbenam. Hilal ini menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam. Umumnya, hilal mulai dipantau sejak hari ke-29 Ramadan sebagai acuan menentukan 1 Syawal 1443 Hijriah.
Untuk di Surabaya sendiri, ia menyatakan rukyat akan digelar di Uinsa. "Kalau di Surabaya, nanti diadakan di Observatorium Uinsa," katanya.
Saat ditanya kenapa tidak dilakukan di gedung pencakar langit seperti di Tunjungan Plaza Surabaya? Ia mengaku sudah tidak dilakukan. Tetapi ia tidak menjelaskannya secara detail perihal itu.
"Kalau di TP seperti beberapa tahun lalu sudah tidak (dilakukan pemantauan hilal)," ujarnya.
(dpe/dte)