Kisah Pria Asal Probolinggo Bangga Punya Nama Hari Idul Fitri

Kisah Pria Asal Probolinggo Bangga Punya Nama Hari Idul Fitri

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 21 Apr 2022 11:58 WIB
Pria di Probolinggo Bernama Hari Idul Fitri
Hari Idul Fitri (Foto: M Rofiq/detikJatim)
Probolinggo -

Pria asal Probolinggo memiliki nama yang unik. Namanya yakni Hari Idul Fitri. Hari, sapaan akrabnya, mengaku bangga dengan nama pemberian ayahnya ini.

Putra ketiga dari tiga bersaudara anak-anak pasangan suami istri Moh Haris dan Horini itu menceritakan bagaimana dia diberi nama Hari Idul Fitri.

Pria kelahiran Probolinggo 12 Juni 1981 silam itu memang lahir tepat pada malam menjelang Hari Raya Idul Fitri pada 1981 Masehi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayahnya yang memberikan nama itu. Dia sendiri mengaku tidak tahu pasti mengapa ayahnya menamainya begitu. Apa pun alasan ayahnya, dia mengaku tetap bangga.

"Saya tetap bangga. Apa pun alasan bapak saya dulu memberikan nama itu, saya tetap bangga," ujarnya kepada detikJatim, Rabu (20/4/2022).

ADVERTISEMENT

Setiap kali Lebaran tiba, Hari Idul Fitri kerap menangis. Ia selalu terharu saat mengingat masa lalu.

"Karena setiap mendengarkan takbir Hari Raya Idul Fitri, itulah saat ketika saya dilahirkan, dan setiap hari kemenangan datang, saya pasti menangis mengingat masa lalu," tambahnya.

Hari mengatakan, selain hari besar itu menjadi namanya, dia juga merayakan hari kemenangan Umat Islam seluruh dunia itu sebagai hari ulang tahunnya.

Dia mengakui, terkait namanya itu, beberapa orang yang baru mengenalnya, bahkan sejumah teman-temannya sempat tidak percaya bahwa namanya adalah 'Hari Idul Fitri'.

Orang-orang itu, termasuk teman-teman yang dia kenal sempat tidak percaya apabila namanya memang benar-benar 'Hari Idul Fitri'.

"Banyak orang yang tidak percaya kalau nama saya Hari Idul Fitri, setelah saya tunjukkan KTP atau SIM baru percaya," kata Hari.

Saat ini Hari tinggal di Dusun Karang Asem, Desa Sukorejo, Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo. Kini dia menjadi bapak tiga anak hasil pernikahannya dengan Yuli Astutik.

Sehari-hari, ia bekerja sebagai tenaga honorer. Dia bekerja di Dinas Pendidikan Probolinggo. Dia menghidupi keluarganya dari hasil jerih payah sebagai sopir honorer di Dispendik Probolinggo.

"Selain jadi sopir di Dispendik saya juga punya bisnis kecil-kecilan. Saya berjualan kendaraan bekas dan ada beberapa bisnis lainnya. Alhamdulillah," ujarnya.




(hil/fat)


Hide Ads