Pembeli dan Pedagang di Pasar Tradisional Susah Beralih dari Kresek

Pembeli dan Pedagang di Pasar Tradisional Susah Beralih dari Kresek

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 12 Apr 2022 14:57 WIB
kebijakan kantong plastik
Pedagang pasar tradisional di Surabaya masih gunakan kantong plastik (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Pemkot Surabaya telah melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai mulai 9 April 2022. Namun, pedagang maupun pembeli di pasar tradisional merasa keberatan dengan kebijakan tersebut.

Seperti aktivitas jual beli di Pasar Pucang. Para pedagang masih terlihat menggunakan kantong plastik atau tas kresek untuk wadah belanja. Bagitu juga dengan pembeli yang tidak membawa kantong belanja sendiri.

Salah satu pedagang sayuran Pasar Pucang, Eko Pambudi mengaku sudah tahu kebijakan larangan kantong plastik sekali pakai itu. Namun, dia menganggap kebijakan tersebut justru mempersulit pedagang pasar tradisional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahu sih, tapi mempersulit. Bagaimana orang beli tapi enggak dikasih kantong? Kan ribet kalau bawa sendiri. Susah kalau di pasar, jelas dikasih kantong. Biar pembeli enggak pusing," kata Eko kepada detikJatim, Selasa (12/4/2022).

Dia mengharapkan solusi dari Pemkot Surabaya terkait kondisi tersebut. Jika kebijakan itu tetap diterapkan, Eko menyarankan agar pemkot memberikan paper bag (kantong kertas) kepada pembeli di setiap pintu masuk parkir.

ADVERTISEMENT

"Harapannya ya dikasih kantong gratis yang ramah lingkungan. Jadi, tiap masuk pasar ambil paper bag gratis, pemerintah harusnya kasih solusi gitu," imbuh Eko.

Pedagang lainnya, Iin juga berpendapat sama dengan Eko. Menurut Iin, larangan penggunaan kantong plastik sulit diterapkan di pasar.

"Sebenarnya ya susah, karena belum terbiasa bawa kantong sendiri. Malah biasanya lebih repot, misalnya beli beras sekilo, masak wadahnya harus jadi satu sama cabai," ujar Iin.

Iin menambahkan, sebagian pembeli sudah membawa kantong belanja sendiri. Namun, sebagian lainnya masih menggunakan kantong plastik pemberian pedagang.

"Harapannya pemkot menyediakan kantong, biar orang enggak kaget sama kebijakan ini," kata Iin.

Salah satu pembeli, Anwar juga merasa keberatan terhadap kebijakan ini. Sebab, larangan menggunakan kantong plastik akan menyulitkan pembeli yang membawa barang belanjaan basah. Seperti ikan atau daging.

Sementara, jika barang basah dipaksa menggunakan paper bag, maka akan rawan rusak atau sobek. Terlebih, sebagian pembeli juga kerap lupa membawa kantong sendiri.

"Susah, kalau bawa ikan atau ayam di totebag, bisa jebol. Terus ya, harusnya jual kantong yang ramah lingkungan, agak mahal enggak masalah, yang penting ada di tempat. Kan enggak semua pembeli inget bawa kantong," pungkas Eko.




(hse/dte)


Hide Ads