Unjuk rasa kelompok mahasiswa Trunojoyo Bergerak di kantor DPRD Bangkalan diwarnai kericuhan, Senin (11/4/2022). Sejumlah mahasiswa berdarah-darah terkenal pukulan petugas keamanan. Menyikapi pemukulan itu, Kapolres Bangkalan AKBP Alith Alarino meminta maaf kepada demonstran.
"Kami makan bertanggung jawab," tegas Alith di depan para mahasiswa.
Alith juga mempersilakan kepada mahasiswa yang terluka untuk melapor ke polisi. Dia berjanji akan menindaklanjuti laporan tersebut secara serius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Silakan korban melaporkan aparat jika memang terbukti melakukan tindakan yang melanggar hukum," imbuhnya.
Perwira polisi dengan dua melati di pundak itu melanjutkan, kericuhan di DPRD Bangkalan itu terjadi di luar kendali.
"Kami sama-sama menyadari kondisi tadi memang memanas. Sehingga, anggota secara manusiawi bisa terpancing emosi, tidak terhindarkan," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, mahasiswa Bangkalan sempat memblokade Jembatan Suramadu. Setelah berorasi sekitar 15 menit, mereka bergeser ke kantor DPRD Bangkalan. Sesampainya di gedung wakil rakyat, mahasiswa tak kunjung ditemui anggota dewan.
Akhirnya, kericuhan tak terhindarkan. Sempat terjadi dorong-mendorong antara mahasiswa dan polisi, kericuhan meluas ketika mahasiswa disemprot air. Beberapa mahasiswa menerima pukulan hingga berdarah-darah.
"Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi ke kantor DPRD, namun tak ada satupun anggota dewan yang keluar. Bahkan, aparat menggunakan kekerasan saat melakukan penjagaan," ujar korlap aksi, Abdurahman Wahed.
Massa kemudian bergerak ke pertigaan Jalan Halim Perdana Kusuma. Mereka kembali memblokade jalan hingga membakar sejumlah spanduk. Hingga pukul 16.00 WIB, para mahasiswa masih bertahan di jalan.
(dte/dte)