2 Operator Perahu Tambang yang Dinaiki Sekeluarga Tercebur Brantas Diperiksa

2 Operator Perahu Tambang yang Dinaiki Sekeluarga Tercebur Brantas Diperiksa

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Minggu, 10 Apr 2022 13:27 WIB
perahu tambang yang dinaiki satu keluarga hingga tercebur ke Sungai Brantas
Perahu tambang di Jombang (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Dua operator perahu tambang yang dinaiki satu keluarga hingga tercebur ke Sungai Brantas, menjalani pemeriksaan di Mapolsek Megaluh, Jombang. Polisi menilai perahu tambang yang dinaiki para korban tidak memenuhi syarat keamanan.

Kapolsek Megaluh, AKP Soesilo mengatakan, kasus satu keluarga tercebur ke Sungai Brantas saat ini pada tahap penyelidikan. Sehingga pihaknya belum bisa menyampaikan detil fakta-fakta yang sudah digali.

Salah satu upaya penyelidikan dilakukan dengan memeriksa 2 operator perahu tambang yang dinaiki korban di Mapolsek Megalu, Sabtu (9/4). Yaitu Nasrulloh (46) dan Agus Masfudi (56), warga Desa Gebangbunder, Plandaan, Jombang. Mereka diperiksa terkait kondisi saat penyeberangan dilakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Operator perahu sudah kami periksa, status mereka masih saksi. Kami masih melakukan penyelidikan, belum bisa kami sampaikan," kata Soesilo kepada wartawan, Minggu (10/4/2022).

Perahu tambang yang dioperasikan Nasrulloh dan Agus melayani penyeberangan Sungai Brantas dari Desa Gebangbunder ke Desa/Kecamatan Megaluh, Jombang. Perahu tersebut hanya mengangkut orang dan sepeda motor.

ADVERTISEMENT

Pasca satu keluarga tercebur ke Sungai Brantas, garis polisi langsung dipasang pada jalan masuk ke dermaga perahu tambang tersebut. Polisi juga melarang perahu tersebut beroperasi.

"Belum ada tersangka, sementara masih kami lakukan penyelidikan dulu," terang Soesilo.

Sebelumnya, polisi juga mengecek kondisi perahu tambang yang dinaiki para korban. Saat insiden itu terjadi, perahu ini mengangkut 8 sepeda motor dan penumpang. Salah satunya sepeda motor Honda Vario warna putih milik korban.

Soesilo menilai, perahu ini tidak memenuhi syarat keamanan. Karena perahu tidak mempunyai pembatas untuk mencegah sepeda motor maupun penumpang terjungkal ke sungai. Selain itu, para penumpang juga tidak diminta memakai jaket pelampung.

"Keamanannya belum memenuhi syarat, tidak ada pembatasnya. Seharusnya paling tidak ada pelampung dan pembatas. Sehingga saat terjadi apa-apa masih terhambat," jelasnya.

Mohamad Iswahyudi (29) bersama istrinya, Imroatul Azizah (28) dan anaknya berinisial MNF (8) naik perahu tambang dari Desa Gebangbunder, Plandaan, Jombang. Mereka naik ke perahu yang dikemudikan Nasrulloh (46), warga Plandaan dengan tetap menunggangi sepeda motor Honda Vario.

Selama perahu tambang berjalan, mesin sepeda motor yang ditunggangi satu keluarga asal Desa Banjardowo, Kecamatan/Kabupaten Jombang itu sudah mati, tapi dalam kondisi idling stop. Standar sepeda motor tidak diturunkan. Sehingga mesin sepeda motor akan otomatis menyala saat gas ditarik.

Begitu akan sampai di dermaga Desa/Kecamatan Megaluh, Jombang sekitar pukul 16.00 WIB, anak korban tanpa sengaja menarik gas sepeda motor matic tersebut. Sehingga mesin sepeda motor langsung menyala dan berjalan sehingga mereka terjun ke Sungai Brantas.

Posisi perahu tambang saat itu sekitar 10-15 meter dari dermaga. Beruntung anak korban bisa diselamatkan operator perahu tambang. Namun, Azizah ditemukan tewas di Sungai Brantas oleh warga sekitar. Sedangkan Iswahyudi masih hilang.




(fat/fat)


Hide Ads