Imbas Amblesnya Balun, Jembatan Timbang Deket Lamongan Akan Diaktifkan Kembali

Imbas Amblesnya Balun, Jembatan Timbang Deket Lamongan Akan Diaktifkan Kembali

Eko Sudjarwo - detikJatim
Sabtu, 02 Apr 2022 16:41 WIB
jembatan balun ambles
Dirjen Hubdat dii lokasi Jembatan Balun (Foto: Eko Sudjarwo)
Lamongan -

Selain karena usia, amblesnya jembatan Balun juga ada peran beban kendaraan yang melintas terlalu berat, karena Over Dimensi Over Loading (ODOL). Hal itu disampaikan oleh Direktur Jendral Perhitungan Darat, Budi Setiyadi, saat meninjau ke lokasi.

Budi mengungkapkan terlepas dari usia jembatan yang cukup tua, beban kendaraan yang berlebihan juga membuat jembatan lebih cepat mengalami kerusakan.

"Jembatan ini kan konstruksinya beda-beda, yang tengah (yang ambles) itu dibangun tahun 1979, yang samping 1993. Mungkin kalau melihat kemampuan dengan kontruksi itu udah tua dan ditambah lagi beban kendaraan," kata Budi, kepada wartawan saat meninjau lokasi amblesnya jembatan Balun, Sabtu (2/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut budi, ambruknya Jembatan Widang yang berada di perbatasan Lamongan-Tuban menjadi gambaran nyata kendaraan bermuatan berlebihan dapat mempercepat usia jembatan. Ambruknya jembatan Widang pada 2018 itupun, terang Budi, ditindaklanjuti dengan mengaktifkan kembali jembatan timbang yang ada di Widang, Tuban agar muatan kendaraan bisa lebih terkontrol.

Hal yang sama juga akan dilakukan dengan jembatan Balun dimana pihaknya juga berencana untuk mengaktifkan kembali jembatan timbang yang ada di Kecamatan Deket, Lamongan.

ADVERTISEMENT

"Ini (jembatan Balun) kasus yang kedua di jalan pantura Lamongan-Tuban. Pertama dulu Jembatan Widang juga rusak (April 2018). Saya melihat bahwa di sini over loading kendaraan itu memang cukup parah menurut saya. Saya akan coba nanti 2 jembatan ini mana yang lebih visibel, akan kita tingkatkan baik SDM dan masalah kinerjanya. Kita akan pilih salah satu, karena jembatan ini sama-sama berada di sebelah kiri jalan dari arah Tuban. Kalau di Tuban sebenarnya udah siap, tapi lokasinya terlalu kecil, nah saya tadi melihat di Lamongan lokasinya cukup bagus, tapi memang harus kita perbaiki dan juga penambahan SDM," ujarnya.

Selain mengoptimalkan fungsi jembatan timbang, ungkap Budi, upaya untuk mengontrol beban muatan kendaraan juga dilakukan dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian, untuk menindak kendaraan ODOL.

"Kami harapkan para pelaku industri kendaraan mobil barang, logistik, dan juga pemilik logistik, dengan kasus seperti ini, kita harapkan semakin paham dan semakin tahu bahwa mobil truk yang over dimensi dan potensi mengangkut barang yang berlebihan, itu merusak jalan dan merusak jembatan. Selain itu membahayakan pengemudi maupun mengguna jalan yang lain," imbuhnya.

Sementara, terkait pembangunan jembatan, Budi mengatakan bahwa diperkirakan Rabu pekan depan sudah dimulai pemasangan girder jembatan yang tepat berada di sisi barat Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Lamongan itu. "Diharapkan H-10 jembatan ini udah jadi dan bisa dilewati," pungkas Budi.




(iwd/iwd)


Hide Ads