Siti Makrifah alias Rifa (19) perempuan asal Desa Bringin, Badas, Kabupaten Kediri yang dikabarkan tewas bunuh diri menabrakkan diri ke KA di Jombang, menjadi kabar duka bagi keluarga. Orang tua Rifa pun angkat bicara.
Adalah suami istri Muhammad Yusuf (50) dan Siti Halimah (51) orang tua Rifa yang merasa terganggu dan keberatan dengan kabar itu.
Siti Halimah bahkan menceritakan bagaimana sebenarnya kejadian yang menimpa anaknya itu. Menurut Siti Halimah, anaknya berpamitan kepada suaminya pergi ke Kediri dan bertemu sejumlah teman masa sekolahnya dengan mengendarai sepeda motor, sekaligus sowan ke orang tuanya, Selasa (22/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun karena tak segera pulang ke rumah Jombang, pada Selasa (22/3/2022) malam lalu Muhammad Agus Arifin (23) suami Rifa menghubungi Siti Halimah dan menanyakan keberadaan istrinya. Siti menjawab anaknya sedang berada bersama teman sekolahnya hingga menginap di rumah temannya.
Keesokan harinya Siti Halimah mendapat kabar bahwa anaknya sudah meninggal tertabrak kereta api. Ironisnya, Rifa dikabarkan bunuh diri.
Bagi pasangan Muhammad Yusuf (50) dan Siti Halimah (51) Rifa yang merupakan anak ketiga dari 8 bersaudara itu merupakan pribadi yang baik. Bahkan sejak lulus sekolah MTs di Kediri dia adalah pribadi yang taat agama, sopan dan santun dalam kehidupan sehari-hari.
Seusai lulus bangku Mts, ia sempat bekerja membantu orang tua jual makanan, gado-gado atau pekerjaan lain seadanya. Setelah itu ia menikah dengan Arif, teman semasa sekolahnya.
"Rifa ini anaknya sopan santunnya baik, pendiam tapi ramah. Dia kan sehabis lulus MTs lalu bekerja, setelah menikah barusan kemarin ia ikut suaminya ke Jombang. Suaminya bekerja disana. Rifa anak baik agama baik, dia tidak mungkin bunuh diri. Bunuh diri itu perbuatan yang dibenci Allah, Rifa pasti tahu itu," jelas Siti Halimah saat dikonfirmasi di rumahnya, Minggu (26/3/2022).
Senada dengan Siti Halimah, Muhammad Yusuf sang ayah juga merasakan duka yang sangat dalam ketika mendengar dan membaca berita anaknya meninggal karena bunuh diri menabrakkan diri, lari ke arah kereta api yang melintas.
Bagi Yusuf, sejak kecil dia selalu bercerita pada Rifa bahwa suatu saat akan diajak naik kereta, karena memang sejak kecil Rifa tidak pernah naik kereta. Rifa hanya mendengar kisah ayahnya yang dulu bekerja di Banyuwangi menggunakan kereta api sebagai alat transportasi.
"Saya nyesek (sedih) mas dengar anak saya dikabarkan bunuh diri nabrakkan diri ke kereta api. Rifa itu belum pernah naik kereta api, dia hanya dengar dari cerita saya pas kerja dulu. Anak saya ndak mungkin bunuh diri nabrakkan diri ke kereta api," kata Yusuf.
Yusuf juga menambahkan bahwa setelah kejadian yang menimpa putrinya, ia juga sempat ditanya kepolisian Jombang. Dia juga memberi keterangan soal bagaimana kehidupan putrinya. Tidak hanya polisi, jasa raharja dan samsat pun juga telah menemuinya beserta suami korban dan menyatakan anaknya tewas bukan karena bunuh diri.
"Bukan bunuh diri mas, kalau bunuh diri mana bisa dapat santunan jasa raharja. Kalau menurut penuturan pak polisi anak saya ini saat ada kereta melintas ia memarkir sepeda motornya lalu berlari mendekat untuk mengambil gambar atau video kereta lewat. Mungkin terlalu dekat akhirnya tubuhnya tersamber kereta yang lewat," jelasnya.
(dpe/fat)