Pak Bupati, Warga Ngrayun Butuh Jembatan Untuk Akses

Pak Bupati, Warga Ngrayun Butuh Jembatan Untuk Akses

Charolin Pebrianti - detikJatim
Selasa, 22 Mar 2022 17:45 WIB
jembatan di ponorogo
Jembatan di Ponorogo (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Warga Desa Sendang dan Gedangan, Kecamatan Ngrayun, Ponorogo sepakat membangun sebuah jembatan secara swadaya. Sebab, jika tidak ada jembatan, warga harus memutar selama 3 jam untuk menuju kedua desa.

Jembatan yang diberi nama Dung Mojo ini telah dicanangkan warga sejak tahun 2021. Pembiayaannya didapat dari donasi para donatur, baik dari warga kedua desa maupun dari luar kota.

Donasi jembatan itu telah terkumpul Rp 120 juta. Uang itu telah digunakan untuk membuat landasan cor jembatan sebanyak 7 tiang. Kini, pembangunan jembatan terhenti karena kehabisan dana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, kondisi jembatan hanya ditumpangi bambu untuk akses warga ke sawah maupun ke pasar. Warga yang melintas dengan berjalan kaki pun harus ekstra hati-hati. Jika salah langkah, penggunanya bisa terjun ke sungai.

"Saya tadi dari rumah mau ke pasar, bawa dagangan," tutur salah satu warga yang melintas, Katijem kepada detikJatim, Selasa (22/3/2022).

ADVERTISEMENT

Dia memilih melintasi jembatan tersebut demi mempersingkat waktu perjalanan. Jika tidak melewati jembatan, dia akan membutuhkan waktu 3 jam.

"Kalau tidak lewat sini, saya harus muter. Jaraknya jauh," terang Katijem.

Katijem menambahkan, sebelum ada jembatan swadaya ini, dia bersama warga lain nekat menyeberangi sungai. Bahkan aksi tersebut tetap dilakukan meski hujan atau arus sungai sedang deras.

"Kalau banjir ya renang, sambil bawa dagangan kelapa," imbuh Katijem.

Rencananya, jembatan ini bakal dibangun dengan panjang 40 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 4 meter. Ketua Panitia Pembangunan Nur Wanto mengatakan warga secara sukarela bergotong royong membangun landasan cor jembatan tanpa dibayar.

"Jembatan ini sangat urgen, karena satu-satunya penghubung antara Desa Sendang dan Gedangan. Tapi sekarang belum layak dilintasi karena belum jadi," papar Nur Wanto.

Melihat keadaan itu, pemerintah desa setempat buka suara.

"Warga sepakat membangun jembatan ini untuk akses yang cepat menuju kedua desa," ujar Kepala Desa Gedangan, Paijo.

Paijo pun menyadari bahaya yang mengintai warga saat nekat melintasi jembatan yang belum jadi ini. Sebab, jembatan itu hanya ditumpangi bambu.

"Harapannya ada perhatian khusus dari Pemkab maupun Pemprov untuk membantu beban masyarakat seperti ini," kata Paijo.




(hse/iwd)


Hide Ads