Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya Fauzie Mustaqiem Yos mengatakan, ratusan pedagang di TPS sudah terdata ulang. Nantinya saat dibuka kembali, mereka juga bisa berdagang lagi.
"Kalau di TPS kita Januari pendataan itu sekitar 243. Nah sebagian besar datanya sudah masuk ke Pasar Turi. Tinggal mereka belum mau masuk (Ke Pasar Turi) itu kenapa? Mungkin AC-nya belum jalan, perbaikan-perbaikan infrastruktur di sana belum siap. Itu yang masih dibenahi teman-teman investor. Kalau kita (Pemkot) kan hanya bisa mengingatkan," kata Yos di Tembok Dukuh, Selasa (15/3/2022).
"243 Pedagang di TPS itu yang masih bertahan (Tidak masuk Pasar Turi). Tapi sebagian besar sudah punya stan di Pasar Turi Baru. Mereka belum mau masuk, karena infrastruktur dan lain-lain (Belum siap)," tambahnya.
Rencananya saatPasar Turi dibuka, 243 pedagang di TPS masuk terlebih dahulu. Kemudian, TPS baru dibongkar. Namun Pemkot Surabaya memastikan tidak akan membongkar TPS sebelum semua pedagang sudah direlokasi ke dalam pasar.
"Jangan sampai mereka belum masuk terus kita bongkar, itu nanti jadinya ramai. Jadi konsepnya adalah semua pedagang masuk, baru terus kita bongkar," ujarnya.
Sebelum 243 pedagang masuk, sarana dan prasarana di dalam disiapkan. Termasuk perizinan juga harus sudah lengkap. Kemudian, lanjut Yos, masalah biaya dan lain-lain oleh investor itu sudah clear. Pihaknya tidak ingin terjadi konflik antara pedagang dengan investor.
"Kita dari pemkot memfasilitasi dan pedagang bisa masuk dengan tenang," pungkasnya.
Sebelumnya kebakaran hebat melanda Pasar Turi pada 9 September 2007 lalu. Gedung Pasar Turi menyisakan satu gedung, yakni Pasar Turi tahap III. Pemkot Surabaya membangun tempat penampungan sementara (TPS) setelah Pasar Turi tahap I, II, dan III terbakar.
Namun bangunan TPS itu berupa tripleks dua lantai yang melingkari kawasan Pasar Turi. Kualitas TPS yang buruk dan hanya terbuat dari tripleks membuat pasar sementara tak banyak ditempati oleh pedagang. Pasar Turi dibangun di areal seluas 4,3 hektare. Lahan 2,7 hektare merupakan lahan milik Pemkot Surabaya dan 1,6 hektare merupakan tanah milik PT KAI.
(dpe/fat)