Warga Kelurahan Dinoyo RW 05, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, dapat menukar sampah dengan sembako. Kiat jitu itu seiring dengan komitmen mengurangi dan menangani permasalahan sampah di lingkungan tersebut.
Untuk mendapatkan sembako, warga bisa menyetorkan sampah ke Bank Sampah Delima yang baru saja dilaunching di lingkungan tersebut.
Imam Wahyudi, salah satu pengurus Bank Sampah Delima mengatakan sembako bisa didapatkan dengan mudah. Warga bisa menyetorkan sampah anorganik, seperti sampah kertas, botol bekas, dengan sembako yaitu beras, gula, serta minyak goreng.
"Kegiatan tukar sampah dengan sembako ini sebagai upaya mengurangi volume sampah dan membantu masyarakat. Tujuannya masyarakat mampu secara mandiri mengelola sampah organik maupun anorganik. Sehingga beban TPS atau TPA berkurang," ungkap Imam kepada wartawan, Sabtu (12/3/2022).
Menurut Imam, untuk mekanisme serta syarat dan ketentuannya sangat mudah. Warga bisa mendaftar secara langsung sebagai nasabah di Bank Sampah Delima RW 05 Kelurahan Dinoyo.
Kemudian sampah pun harus sudah dipilah dari rumah. Sesuai dengan kriteria yaitu kardus, kertas, koran, botol air mineral, bekas botol minyak goreng akan ditimbang dan ditaksir oleh petugas Bank Sampah.
"Sistem pencatatan adalah dengan point. Rata-rata masyarakat masih menyimpan hasil setor sampah ke dalam buku rekening nasabah. Kemudian hasil setor sampah tersebut akan ditukarkan dengan sembako ketika menjelang bulan Ramadhan," tuturnya.
Apabila poin sudah mencukupi maka dapat ditukar dengan sembako. Apabila poin belum mencukupi atau sisa berlebih maka akan menjadi saldo yang tercatat di buku tabungan nasabah.
Besaran poinnya berbeda-beda, untuk beras kemasan 0,5 kg dapat ditukar dengan poin sebesar 500 poin. Sedangkan untuk gula pasir 0,5 kg bisa ditukar dengan 925 poin. Serta minyak goreng 500 ml setara dengan 500 poin.
"Terkait animo warga, masyarakat cukup antusias. Pada tahap pre-launching ini ada sekitar 50 warga yang mendaftar menjadi nasabah. Harapannya, kegiatan ini bisa terus berlanjut dan bisa dikembangkan," pungkasnya.
Sampah anorganik diolah menjadi kerajinan daur ulang dan sampah organik bisa di kelola untuk budidaya maggot, urban farming dan sebagainya. Sehingga bisa membuka lapangan kerja serta ke depan proses pencatatan buku nasabah akan di lakukan dengan aplikasi android.
Upaya yang dimulai dari lingkungan sebagai hulu produksi sampah ini tentu sangat membantu capaian target kebijakan strategis daerah (Jakstrada) pengurangan sampah.
Terpisah, Wali Kota Malang Sutiaji mengapresiasi inisiatif sederhana namun bermakna ini. Sutiaji berharap, program serupa bisa dikembangkan di wilayah RW lainnya.
"Saya rasa ini bentuk implementasi pendekatan ekonomi sirkular yang bisa menggali nilai ekonomis sampah. Harapan saya ini bisa dikembangkan di RW-RW lainnya. Tentu dengan beragam kreasi masing-masing untuk kurangi sampah kota", kata Sutiaji.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang dalam laporan semester satu tahun 2021, capaian pengurangan sampah di Kota Malang 59,660.54 ton/tahun atau sebesar 24.12 persen atau baik dari tahun sebelumnya sebesar 22.71 persen.
Simak Video "Jaga Lingkungan, Pertamina Dukung Bank Sampah & Mangrove"
(iwd/iwd)