Lambatnya kemajuan di Indonesia salah satunya disebabkan oleh tingginya angka stunting. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan itu di Madiun.
"Kenapa Indonesia Ini tidak segera maju? Itu salah satunya warga negaranya yang produktif banyak stunting," ujar Muhadjir saat dialog stunting, di Pendopo Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jumat (11/3/2022).
Muhadjir mengatakan bahwa target nasional tahun 2024 di Indonesia angka stunting 18 persen. Berbagai upaya dilakukan pemerintah di antaranya program pra kerja bagi calon pengantin yang belum bekerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau target untuk nasional tentang RPJMN itu diharapkan tahun 2024 di Indonesia 18% kasus stunting. Bagi calon pengantin, harus disiapkan untuk memastikan bahwa calon pengantin itu ngerti bahwa nanti dia harus bertanggung jawab secara ekonomi suami-istri," kata Muhadjir.
"Karena itu, bekal kalau dia sudah bekerja, Alhamdulillah, kalau belum bekerja itu bisa mengakses program kartu pra kerja. Jadi saya minta untuk para bupati dan wali kota kalau ada pengantin yang belum punya pekerjaan supaya diberi tugas untuk mengambil program kerja singgah, nanti dia bisa dapat pelatihan hingga nanti dia bisa berusaha secara mandiri," imbuh Muhadjir.
Muhadjir Effendy menambahkan, untuk angka stunting secara nasional saat ini mencapai 24,6 persen dan terus mengalami penurunan. "Angka nasional saat ini 24,6 persen. Jadi 2 tahun terakhir itu rata-rata mengalami penurunan 1,7 persen. Sudah lumayan," katanya.
Sementara itu Bupati Madiun H. Ahmad Dawami, dalam pemaparan di hadapan Menteri Muhajir menyebutkan bahwa kasus stunting di Madiun saat ini sekitar 3.766 atau 15,5 persen.
"Jumlah balita stunting bisa dibilang menurun tentu saran atau wacana pak menteri akan kita lakukan agar angka stunting semakin kecil dan tidak ada di Kabupaten Madiun. Saat ini hanya 15,5 persen," kata Kaji Mbing, sapaan akrab Bupati Madiun.
Kaji Mbing memastikan bahwa setiap calon pengantin di Madiun yang belum bekerja mendapatkan bimbingan. "Pembimbingan ada dari tim di kecamatan ataupun di desa bagi calon pengantin yang belum bekerja," ujarnya.
(dpe/iwd)