Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut angka stunting di Surabaya menurun drastis. Dari 5.727 kasus kemudian menjadi 1.785 kasus.
"Saat ini angka stunting di Surabaya menurun drastis, dari 5.727 kemudian menjadi 1.785 dan hari ini menjadi 1.626. Saya ingin 3 bulan kedepan dipantau terus hingga zero," kata Walkot Eri saat di Balai Kota, Sabtu (5/3/2022).
Dia mengaku mengatasi masalah stunting, tak hanya tugas Pemkot Surabaya dan TP PKK saja, melainkan kader Surabaya hebat dan stakeholder. Dengan kebersamaan tersebut, dia berharap angka stunting di Kota Pahlawan bisa ditekan lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita didukung betul oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim, sehingga semua stakeholder nanti akan menjadi satu bagian agar bisa zero stunting," ujarnya.
Pihaknya juga mengumumkan pemenang lomba Surabaya Emas (Eliminasi Masalah Stunting). Sebab, adanya Surabaya Emas ini angka stunting mengalami penurunan dan dinyatakan lulus stunting.
Meski dinyatakan lulus stunting, 308 balita yang ikut dalam lomba ini tetap dipantau gizinya oleh Pemkot Surabaya.
"Perjuangan kita belum selesai, saya inginnya di tahun bisa zero stunting, zero angka kematian ibu dan anak, serta zero gizi buruk. Sehingga yang sudah lulus stunting batasnya itu minimal, ayo kuatno (Dikuatkan lagi)," kata Eri di Balai Kota.
Ia berpesan, nantinya para kader melanjutkan Surabaya Emas sebagai motivasi mengatasi stunting ke depannya. Jika SK Kader Surabaya Hebat sudah muncul, Eri berkeinginan per RW mendapat penghargaan.
"Jika angka stuntingnya paling sedikit. Tidak hanya stunting, tapi juga tidak ada gizi buruk, orang miskin yang tidak masuk ke dalam MBR, saya harap tidak ada lagi itu," ujarnya.
Sementara Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani, lomba Surabaya Emas ini merupakan bentuk komitmen TP PKK bersama Pemkot untuk terus menurunkan angka stunting. Komitmen ini terus dibangun bersama oleh seluruh elemen masyarakat melalui berbagai bentuk kolaborasi.
"Kami harap kegiatan pencegahan dan eliminasi stunting di Kota Surabaya tidak terbatas di acara ini saja, akan tetapi nantinya bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari secara berkelanjutan," kata Rini.
(fat/fat)