89 Relawan Vaksin Merah Putih Mendapatkan Suntikan Dosis 2

89 Relawan Vaksin Merah Putih Mendapatkan Suntikan Dosis 2

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 11 Mar 2022 14:40 WIB
dr Dominicus Husada
dr Domincus Husada/Foto: Esti Widiyana/detikJatim
Surabaya -

Sebanyak 89 relawan vaksin Merah Putih menerima suntikan dosis kedua. Suntikan ini diberikan usai 28 hari menerima dosis pertama.

Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Merah Putih, dr Dominicus Husada mengatakan suntikan dosis kedua ini dilakukan secara bertahap sejak tanggal 7 hingga 10 Maret 2022.

"Minggu ini mereka mendapatkan suntikan kedua. Dilakukan 3 hari minggu ini. Sejauh ini baik-baik saja. Artinya semua dalam kendali seperti yang diperkirakan. Suntikan kedua berlangsung sampai hari ini," kata Dominicus, Jumat (11/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada dosis 1, lanjut ia, suntikan diberikan kepada 90 relawan. Tetapi pada dosis 2 berkurang 1 orang menjadi 89.

Meski demikian, Dominicus tidak bisa menjelaskan lebih rinci kondisi satu orang relawan yang tak ikut ini. Secara umum pemberian dosis 2 ini tak menemui kendala berarti.

ADVERTISEMENT

"89 orang. 1 orang tidak bisa hadir. Dosis 1 dapat dosis 2 gak dapat. Ada beberapa poin yang saya tidak bisa menyampaikan (penyebabnya). Tidak ada kendala lainnya," ujar Dominicus.

Dominicus menyebut selama dosis pertama, ada beberapa relawan yang terpapar COVID-19. Sehingga ini menyebabkan penyuntikan dosis 2 harus mundur 1 bulan ke depan.

Menurut Dominicus, Vaksin Merah putih juga tidak bisa menjamin relawan tidak terpapar COVID-19. Tetapi, setidaknya dengan vaksin Merah Putih ini memberikan kekebalan bagi relawan yang mendapatkan suntikan dosis 1.

"Ada yang kena COVID dan diundurkan. Tapi mereka pada akhirnya tetap dapat (vaksin). COVID ini dimundurkan. Mundur 4 minggu. Ada beberapa yang kena. Di era Omicron ini tidak mungkin tidak ada yang kena, pasti ada," jelasnya.

Sedangkan untuk kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) Merah Putih tidak ada. Rata-rata hanya merasakan nyeri di tempat suntik, seperti suntik pada umumnya.

"Terbanyak sih lokal, sakit di tempat suntikan. Tidak ada (yang parah). Dalam kategori kita tidak ada yang serius," pungkas Dominicus.




(abq/bdh)


Hide Ads