Warga yang tinggal di aliran Sungai Welang, Lawang, Kabupaten Malang, was-was. Warga Desa Sumber Ngepoh ini khawatir akan terjadi banjir besar susulan.
Sebelumnya, wilayah ini merupakan satu daerah terdampak banjir bandang yang membawa material lumpur dan longsor. Banjir diduga disebabkan oleh aliran sungai yang tersumbat batang-batang kayu. Selain banjir,
Kepala Desa Sumber Ngepoh, Sutirsak mengatakan, banjir besar kemungkinan bisa saja terjadi, karena potensi curah hujan masih cukup tinggi. Di luar itu, hujan deras terjadi Selasa (8/3/2022), juga mengakibatkan tebing di desa tersebut mengalami longsor hingga seluas enam hektar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tebing yang biasa disebut warga sekitar tebing Cerobong PT Malindo Raya itu 6 hektar lahannya kini gundul akibat longsor Selasa (8/3/2022). Sejumlah pohon sengon yang dulunya tumbuh diatas tebing, ikut terbawa longsor.
"Dan kalau mas lihat itu, kalau hujan lagi pasti bahaya. Air hujan itu langsung turun ke sungai kecil dan meluap ke Sungai Welang. Akibatnya warga desa kami yang tinggal di pinggir sungai, pasti akan terdampak" kata Sutirsak ditemui wartawan di lokasi, Kamis (10/3/2022).
Memang jelas terlihat, bekas tanah longsor di tebing tersebut dari area pemukiman warga desa. Tampak tidak ada pohon lagi di longsoran tersebut. Keberadaan tebing dengan wilayah desa, hanya dipisahkan lahan persawahan milik warga desa.
Akibat dari longsoran dari tebing tersebut pun, sebagian wilayah Desa Sumber Ngepoh mengalami banjir setinggi hampir 30 cm. Selain itu, kandang hewan ternak milik warga sekitar di bawah tebing juga sebagian terendam longsoran.
"Kemarin itu sampai banjir beserta lumpur sampai setinggi 30 cm, kami menduga lumpur berasal dari longsoran yang terbawa banjir," terang Sutirsak.
Untuk antisipasi banjir susulan, sebanyak 50 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di pinggir sungai disarankan mengungsi ke rumah tetangga atau kerabatnya. "Kami sudah sarankan warga yang tinggal berdekatan dengan sungai, agar mengungsi sementara di rumah tetangga atau keluarga," katanya.
Setiap malam pun kini warga tidak bisa lewat ke lokasi sekitar tebing. Sebab, Pemerintah Desa telah membuat portal untuk menutup akses jalan. "Kami beri portal supaya warga gak lewat sini. Karena bahaya," tegasnya.
Sutirsak berharap ada bantuan dari pihak kecamatan dan Pemkab Malang untuk menanam pohon di sekitar tebing yang terkena longsor. "Kami ingin agar segera ditanami pohon pada tebing yang kemarin longsor," tandasnya.
Sementara longsor susulan terjadi lagi Kamis (10/3/2022) siang. Namun material hanya menutup lahan pertanian warga.
"Iya benar jam 10.00 terjadi longsor susulan di titik yang sama," Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan dikonfirmasi, Kamis (9/3/2022).
Sadono menambahkan, atas dampak longsoran itu, material longsoran hanya menutupi pertanian warga.
"Iya menutupi lahan pertanian tertimbun longsor. Tidak ada korban lainnya karena posisi tidak ada warga," ujarnya.
Pembersihan pun masih belum dilakukan. Sebab, Sadono mengatakan, kemungkinan akan ada longsor susulan lagi.
"Belum (dibersihkan) karena masih labil kondisinya," tutur dia.
Disinggung apakah akan dilakukan penanaman pohon, kata Sadono, anggota BPBD masih melakukan kajian.
"Sementara masyarakat dan Pemdes masih melakukan pemantauan secara berkala. Selain itu teman-teman BPBD di lokasi untuk kajian (sebelum menanam pohon)," ujarnya.
(fat/fat)