Warga kampung di tengah Jalan Ahmad Yani Surabaya ingin punya lampu merah penyeberangan. Sebab, mereka kerap merasa waswas saat menyeberang di jalan tersebut.
Seperti yang disampaikan Suliono, Ketua RT 01 RW 3 Jemur Gayungan. Menurutnya, warga merasa terancam saat menyeberang karena Jalan Ahmad Yani merupakan jalur yang padat kendaraan. Terutama pada jam-jam tertentu.
Warga meminta Pemkot segera memasang pelican crossing atau traffic light untuk menyeberang. "Ya harapan kami Pemkot segera membantu warga sini untuk memasang lampu lalin buat penyeberangan warga. Kalau jembatan penyeberangan kan berat ya, karena mungkin memakan biaya besar. Kita minta yang standar saja," kata Suliono, Ketua RT 01 RW 03 Jemur Gayungan, Senin (7/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, saat hendak ke masjid dan balai RW, mereka harus menyeberangi arus lalu lintas yang deras. "Kadang ya keserempet, dulu juga ada yang ketabrak. Jadi harus hati-hati benar, karena warga misal mau ke masjid harus nyeberang dulu, atau ke RW ngurus surat dan lainnya," terangnya.
Sejauh ini, lanjut Suliono, pihaknya sudah bersurat ke Pemkot Surabaya dan DPRD Kota Surabaya. Namun, belum mendapat respons. Termasuk juga soal ganti rugi lahan.
"Kita terakhir itu sebelum pandemi, waktu zamannya Bu Risma. Namun karena gak lama pandemi, gak ada lanjutan lagi," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, ada kampung di Surabaya yang berada di tengah jalan. Kampung ini 'dijepit' Jalan Ahmad Yani arah Wonokromo dan arah Bundaran Waru.
Kampung yang dimaksud yakni Kampung Jemur Gayungan RT O1 RW 03. Kampung ini tepat di sebelah utara Taman Pelangi.
Awalnya, kampung tersebut menyambung dengan permukiman yang berada di sisi barat Jalan Ahmad Yani. Namun setelah ada pembangunan jalan arah Wonokromo, sejumlah rumah jadi terpisah, dan kini menjadi Kampung Jemur Gayungan RT O1 RW 03.
"Sebelum tahun 1974, jadi jalan dari Wonokromo ke Waru hanya satu akses di sebelah Timur (Hanya ada satu jalur Jalan Ahmad Yani). Setelah tahun 1974, pemerintah mengadakan jalan sebelah Barat ini, untuk arus dari Sidoarjo atau luar kota masuk ke Surabaya (arah Wonokromo). Kebetulan saat itu terminal masih Joyoboyo. Jadi begitu awalnya," kata Suliono, Jumat (4/3/2022).
(sun/sun)