Seperti yang disampaikan Suliono, Ketua RT 01 RW 3 Jemur Gayungan. Menurutnya, warga merasa terancam saat menyeberang jalan. Sebab, jalan raya yang mengapit kampung tersebut merupakan jalur yang padat kendaraan.
"Kadang ya keserempet, dulu juga ada yang ketabrak. Jadi harus hati-hati benar, karena warga misal mau ke masjid harus nyeberang dulu, atau ke RW ngurus surat dan lainnya," terangnya, Senin (7/3/2022).
Sebelumnya diberitakan, ada kampung di Surabaya yang berada di tengah jalan. Kampung ini 'dijepit' Jalan Ahmad Yani arah Wonokromo dan arah Bundaran Waru.
Kampung yang dimaksud yakni Kampung Jemur Gayungan RT O1 RW 03. Kampung ini tepat di sebelah utara Taman Pelangi.
Awalnya, kampung tersebut menyambung dengan permukiman yang berada di sisi barat Jalan Ahmad Yani. Namun setelah ada pembangunan jalan arah Wonokromo, sejumlah rumah jadi terpisah, dan kini menjadi Kampung Jemur Gayungan RT O1 RW 03.
"Sebelum tahun 1974, jadi jalan dari Wonokromo ke Waru hanya satu akses di sebelah Timur (Hanya ada satu jalur Jalan Ahmad Yani). Setelah tahun 1974, pemerintah mengadakan jalan sebelah Barat ini, untuk arus dari Sidoarjo atau luar kota masuk ke Surabaya (arah Wonokromo). Kebetulan saat itu terminal masih Joyoboyo. Jadi begitu awalnya," kata Suliono, Jumat (4/3/2022).
(sun/sun)