Prostitusi online terus menjamur di kota dan kabupaten di Jatim. Serbuan pelaku prostitusi online juga berasal dari luar Jatim. Terkadang mereka berkelompok, berkeliling dari kota ke kota, untuk menjajakan kenikmatan sesaat tersebut.
Adalah S, AD, dan W asal Garut, Jawa Barat. Mereka hampir setahun ini berkeliling dari kota asal mereka melanglang buana dari kota ke kota. Mereka selalu mengunjungi kota besar. Tak jarang, mereka juga mampir ke kota kecil seperti Jember, Bondowoso hingga Situbondo. Mereka menggunakan mobil dan ditemani oleh seorang pria sebagai sopir dan pengawal mereka.
"Kita berempat. Tiga bekerja (sebagai PSK online) dan satu sopir sekaligus pengawal. Kalau kami ini janda. Jadi bebas untuk keliling kemana saja. Alasan kami satu hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan anak yang butuh biaya," ujar W (25) salah satu PSK online paling tua dalam rombongan itu kepada detikJatim, Minggu (6/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di setiap kota, mereka terkadang menyewa dua kamar di hotel atau homestay. Mereka akan berbagi kamar saat bertransaksi. Jika salah satu dari mereka mendapatkan tamu, maka yang lain terpaksa berada di lobi atau di luar kamar.
"Ya gantian. Kalau saya dapat tamu, ya yang lain di luar. Kan ada 2 kamar jadi ya pindah ke kamar satunya. Kalau dua kamar kepake ya terpaksa di lobi atau ke tempat lain," ujarnya.
Hal itu pun tidak masalah bagi mereka. Sebab durasi pelayanan seksual itu tidak lebih dari 1 jam. Meski mereka memberikan penawaran kepada pelanggan dengan durasi waktu 1 jam atau lebih.
"Kalau biasanya kan mereka tertarik dengan durasi yang lama di dalam kamar. Tapi ya kita kan bisa alasan ada tamu lagi atau alasan lain akhirnya pergi. Pokok mereka terpuaskan pasti keluar kamar," tambah S (22), PSK online yang lebih muda.
Keberadaan pria yang mengawal mereka, kata S, bukanlah muncikari mereka. Pria tersebut hanyalah pengawal sekaligus sopir bagi mereka berkeliling dari kota ke kota.
"Minimal ketika ada tamu resek, teman pria kita bisa membela kita. Karena kerja seperti ini rawan. Dulu saya pernah disekap dan tidak dibayar. Tapi untung bisa selamat. Makanya saya lebih senang berkelompok gini," pungkas S.
Sementara itu L (26) PSK online asal Tasikmalaya mengaku lebih suka bekerja sebagai PSK online sendiri. Meski diakuinya pekerjaan yang dilakukan sangat rawan, namun dirinya nekat melakukan itu demi kebutuhan keluarga dan anaknya.
"Kalau saya sendiri saja. Keliling aja pokok jangan jualan di kota sendiri. Tujuan saya Bali. Tapi singgah sementara ke Banyuwangi," tambahnya.
Dia selalu meminta izin ke resepsionis atau petugas hotel jika dia bekerja melayani tamu.
"Saya selalu pegang satu petugas hotel. Maksudnya kalau ada orang yang jahat sama saya pasti dia saya telepon. Biar dia datang. Pasti ada kok salah satu petugas hotel seperti ini. Pasti kita bayar setelah dia bela saya," tambahnya.
(iwd/iwd)