Satpol PP Kota Blitar mendatangi Pasar Legi. Mereka hendak menutup Jojoo Kafe dan Karaoke yang berada di komplek pasar tersebut.
Namun kedatangan Satpol PP disambut oleh adangan puluhan ladies companion (LC) atau pemandu lagu. Para LC ini langsung berteriak dan menghujat kedatangan Satpol PP. Mereka menganggap Satpol PP akan menutup pintu rezeki mereka.
Selain hujatan bernada kasar, para LC tersebut juga mengadang petugas yang naik ke lantai dua selasar utara pasar, lokasi di mana Jojo Kafe dan Karaoke beroperasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wis melu mangan (sudah ikut makan), pengkhianat rakyat," teriak seorang LC, Rabu (2/3/2022).
Begitu tiba di depan pintu masuk Jojo karaoke, puluhan LC dan beberapa pria langsung membentuk barikade menutupi pintu. Tampak petugas kepolisian berpakaian sipil dan seorang petugas Satpol PP Kota Blitar berusaha mengajak komunikasi pihak pengelola.
Namun, mereka bersikukuh tetap menghalangi penutupan tempat hiburan malam itu. "Mbok yo sitik edang (Kalau bisa yang bagi sedikit). Kami juga butuh makan. Kalian enak dibayar negara. Lha kami mencari uang kemana kalau tempat kerja kami kalian tutup," ujar salah satu LC.
"Anakku sik butuh susu c*k...ojok sakpenake dewe nutup-nutup! (Anakku butuh susu c*k. Jangan seenaknya sendiri menutup-menutup)," teriak LC lainnya.
Penutupan Jojo Kafe dan Karaoke ini menurut Kadisperdagin Pemkot Blitar Hakim Sisworo dikarenakan tidak sesuai dengan izinnya sehingga menyalahi Perda dan Perwali Kota Blitar
Karena lokasinya berada di dalam areal pasar. Pemkot Blitar berupaya mengembalikan fungsi dan peruntukkan pasar sebagai lokasi berdagang komoditi barang.
"Tidak ada pemberitahuan sebelumnya kalau lokasi mau ditutup. Kami sudah memperpanjang perizinan tahun 2020 lalu dan berlaku sampai 2025. Tapi tidak ada jawaban apa-apa. Ditolak juga tidak. Jadi kami menilai, usaha ini aman-aman saja," jawab pengelola Jojo Kafe dan Karaoke, Lily.
Sementara, Manager Manajemen Jojo, Heru Sugeng Prianto menegaskan akan mempertahankan usaha ini. Karena secara dokumen perizinan tidak pernah ada masalah.
"Kontrak selesai tahun 2020 dan telah kami perpanjang. Owner juga telah memperpanjang kontrak. Tahu-tahu tanggal 7 Januari Disperindag mengirim surat penutupan. Ya kami akan pertahankan. Ada 50 orang yang menggantungkan hidup dari tempat ini," pungkasnya.
(iwd/iwd)