Dampak Perang Rusia-Ukraina Bagi Indonesia Menurut Pakar HI Unair

Dampak Perang Rusia-Ukraina Bagi Indonesia Menurut Pakar HI Unair

Hanaa Septiana - detikJatim
Kamis, 24 Feb 2022 14:57 WIB
pakar HI Radityo Dharmaputra
Pakar HI UNAIR, Radityo D (Foto: Dok.Pribadi)
Surabaya -

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan perang di Ukraina dengan meluncurkan 'Invasi Skala Penuh' pada Kamis (24/2/2022). Sejumlah ledakan pun mulai terdengar di Ukraina.

Pakar Hubungan Internasional (HI) Radityo Dharmaputra mengatakan akan ada dampak yang terjadi bagi Indonesia atas konflik Rusia-Ukraina. Dia juga menyarankan sejumlah langkah yang bisa dilakukan Indonesia.

"Dampak ekonominya seperti harga minyak dunia yang melonjak. Lalu, mungkin ada harga beberapa komoditas yang kita (Indonesia) impor ekspor ke Ukraina juga ikut goyah karena konflik ini," papar pria yang akrab disapa Ari itu kepada detikJatim, Kamis (24/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dosen HI Universitas Airlangga (Unair) itu, ada juga dampak politik yang harus diukur.

"Kalau invasi ini dibiarkan, akan jadi preseden (anggapan) bahwa negara bisa menginvasi negara tetangga dengan argumen 'kesamaan etnis', padahal kita tahu banyak negara di Asia dan Afrika multietnis," jelas pria yang sedang menempuh doktoral di University of Tartu, Estonia itu.

ADVERTISEMENT

Dia menambahkan, dampak lainnya adalah soal posisi Tiongkok. Menurut Ari, sampai saat ini Tiongkok masih diam saja. Namun, situasi Ukraina ini bisa paralel dengan Taiwan dan Laut Cina Selatan.

"Kalau dunia tidak merespons invasi Rusia dengan tepat sasaran, maka dampak lanjutannya bisa terjadi. Terutama bila Tiongkok menggunakan logika yang sama ke Taiwan dan Laut China Selatan," imbuh Ari.

Sementara itu, Ari juga menganggap bahwa posisi Indonesia cukup sulit.

"Tapi menurut saya Indonesia harus mengutuk apa yang dilakukan Rusia, karena jelas melanggar hukum internasional," jelas Ari.

Kemudian, menurut Ari, Indonesia bisa mendorong agar isu ini dibahas secara cepat dan khusus di Dewan Keamanan PBB maupun di Majelis Umum.

"Walau Indonesia sudah bukan lagi anggota tidak tetap, tapi dukungan Indonesia terhadap kedaulatan negara lain jelas harus kuat dan konsisten," kata Ari.

Sebelumnya, Ari menjelaskan bahwa keputusan menginvasi Ukraina ini tidak logis dan tidak strategis sebetulnya bagi Rusia.

"Kalau yang diinginkan adalah agar NATO mundur dari kawasan bekas Soviet dan bernegosiasi lagi dengan Rusia, penempatan pasukan di perbatasan saja sudah cukup. Tidak perlu sampai masuk," papar Ari.

Ari mengatakan masuknya Rusia ke Ukraina adalah pelanggaran hukum internasional secara terang-terangan. Hal itu membuat semua negara lain merespons dan bersimpati pada Ukraina.

Untuk mengetahui perkembangan berita Rusia serang Ukraina simak di sini https://www.detik.com/tag/rusia-serang-ukraina




(hse/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads