Pemkab Trenggalek mempunyai program Sekolah Perempuan, Anak dan Kelompok Rentan (Sepeda Keren). Program tersebut mendapat apresiasi dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
"Biasanya kalau sekolah perempuan itu fokusnya adalah perempuan tapi ini beda, perempuan disabilitas, anak dan kelompok rentan lainnya. Secara komprehensif ditangani oleh Sepeda Keren ini," kata Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Rabu (16/2/2022).
Dalam kunjungan kerjanya di Trenggalek, Menteri Bintang melihat langsung penerapan program melalui sekolah nonformal di Desa Jombok, Kecamatan Pule itu. Di forum tersebut perempuan diberikan ruang untuk bersuara menyampaikan gagasan dan usulan terkait program pembangunan di desa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, program yang digagas Pemkab Trenggalek tersebut juga memberikan pendampingan terhadap para perempuan hingga disabilitas. Sehingga mereka mampu berdikari dan berdaya dalam bidang ekonomi.
Bintang mengaku bangga, karena program tersebut mampu dikolaborasikan dengan pemerintah desa dan mendapatkan alokasi dari dana, sehingga dapat berjalan dengan baik.
Bahkan kata Bintang, Kementerian PPPA juga respek terhadap inovasi regulasi yang dilakukan Pemerintah Desa Munjungan, Trenggalek yang menelurkan Peraturan Desa (Perdes) 11 Tahun 2021 terkait desa ramah perempuan dan peduli anak.
"Yang menarik dan saya apresiasi gerak cepat, tidak hanya regulasi di tingkat kabupaten, itu justru sudah ada melalui Perdes 11 Tahun 2021," imbuhnya.
Saat di Trenggalek, pihaknya juga menghadiri deklarasi pesantren ramah anak serta desa ramah perempuan dan peduli anak. Diharapkan deklarasi tersebut tidak hanya sekadar formalitas saja, namun benar-benar di implementasikan.
"Tentunya saya sadari betul kalau masalah pemberdayaan perempuan kemudian bagaimana kita melakukan pemenuhan hak anak, perlindungan anak, regulasinya sudah segudang, tapi implementasinya, mendaratnya sampai ke bawah ini yang masih menjadi PR kita bersama," jelasnya.
Pihaknya berharap, keberhasilan program-program yang menyangkut perempuan dan anak tersebut bisa menjadi inspirasi dan diterapkan oleh kabupaten/kota lain di seluruh Indonesia.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin mengatakan, Sepeda Keren merupakan inkubator bagi perempuan, disabilitas maupun kelompok rentan yang lainnya untuk mendapatkan edukasi.
"Desa ramah anak, ramah perempuan, ramah disabilitas itu lahir dari SDM yang terdidik. Dididiknya di mana? yaitu di Sepeda Keren," kata M Nur Arifin.
Menurutnya, program daerah tersebut akan diperluas jangkauannya, dari sebelumnya hanya di tingkat kecamatan dan desa, ke depan akan dilebarkan ke institusi maupun hingga perkantoran.
"Bahkan di setiap OPD (Organisasi Perangkat Daerah) pun juga perlu Sepeda Keren, untuk bisa memastikan bahwa anggaran setiap OPD ini responsif gender, termasuk nanti pesantren," imbuhnya.
(sun/sun)