Ini Jurus Pemprov Jatim di Tengah Ancaman Gelombang 3 COVID-19

Ini Jurus Pemprov Jatim di Tengah Ancaman Gelombang 3 COVID-19

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Jumat, 04 Feb 2022 11:15 WIB
Forkopimda Jatim meninjau posko PPKM Darurat di Sidoarjo. Yakni di Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan.
Gubernur Khofifah (Foto: Suparno)
Surabaya -

Kasus COVID-19 di Jatim terus merangkak naik. Pemprov Jatim memiliki jurus untuk menghadapi ancaman gelombang ketiga Corona.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut dirinya bersama Forkopimda Jatim dan pemerintah daerah telah menyiapkan sejumlah jurus untuk sigap menangani gelombang ketiga di Jatim.

Khofifah menerangkan, langkah sigap dilakukan dengan upaya preventif atas lonjakan kasus yang biasa terjadi usai libur panjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti pola sebelumnya, bahwa akan terjadi lonjakan kasus pasca libur panjang. Kita sudah siapkan rencana sejak November lalu. Sehingga lonjakan kasus diharapkan bisa terantisipasi," ungkap Khofifah di Surabaya, Jumat (4/3/2022).

Langkah antisipatif dan preventif disiapkan secara matang. Misalnya tracing, testing dan treatment (3T), penerapan 5M dan percepatan vaksinasi.

ADVERTISEMENT

"Alhamdulillah meski secara nasional kasus merangkak naik, situasi di Jatim meski mengalami kenaikan tetapi masih terkendali dan indikator penanganan pandemi masih sesuai standar WHO," jelas Khofifah.

Data Satgas Penanganan COVID-19 Jatim per tanggal 3 Februari 2022, Khofifah memaparkan, kapasitas testing di Jatim mencapai 4 kali standar WHO yakni 160 hingga 180 ribu tes PCR per minggunya. Dengan testing yang memadai, persentase positivity rate di Jatim tercatat 1,72%.

"Positivity rate tersebut masih sesuai dengan standar WHO yakni di bawah 5%. Sementara kita tahu saat ini positivity rate nasional adalah 8,95%," tuturnya.

Sementara, persentase tracing dari kasus positif di Jatim masih dalam kondisi memadai yakni 15,64. Hal ini masih sesuai standar yang ditetapkan Kemenkes yakni 15 orang per 1 kasus. Sedangkan jika dibandingkan dengan tracing ratio nasional saat ini berada di angka 8,92.

Sedangkan persentase Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim masih dalam kategori aman. Tercatat saat ini BOR Isolasi di Jatim masih berada di angka 4,31% per minggunya. Sedangkan BOR mingguan nasional sudah merangkak naik di angka 13,85%.

"Tentunya terkendalinya indikator epidemiologi ini berkat pengalaman sebelumnya dari Jatim dan kolaborasi yang baik dari seluruh elemen masyarakat," ungkapnya

Di kesempatan ini, Khofifah berharap gelombang omicron tidak membuat masyarakat kaget dan panik. Khofifah menyebut hal ini juga dialami negara-negara besar lainnya

"Di negara besar lain gelombang Omicron ini terjadi selama 1 hingga 2 bulan. Kita tidak boleh panik dengan terjadinya kenaikan kasus. Tapi kita harus bersama-sama dan fokus pada penguatan prokes dan vaksinasi. InsyaAllah kita bisa bisa mencegah kenaikan kasus dan mencegah jatuhnya korban akibat COVID-19," pesannya.




(hil/iwd)


Hide Ads