Seorang warganet mengeluhkan fasilitas karantina pasien COVID-19 di Hotel Asrama Haji (HAH) Surabaya. Dia mengeluhkan mulai dari fasilitas gedung, makan, hingga nakes yang slow respon.
Wakil Sekretaris Satgas COVID-19 Surabaya Ridwan mengatakan saat ini pihaknya tengah memperbaiki fasilitas yang rusak. Perbaikan memang dilakukan pada awal Januari dan perbaikan sedang berproses.
Untuk pelayanan, Ridwan mengatakan hal tersebut dikarenakan kurangnya petugas yang ada. Dan untuk pelayanan akan terus ditingkatkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau makan memang karena pasien banyak, satu sisi petugas mungkin kurang. Sambil jalan kita evaluasi mana kekurangan tersebut. Termasuk kemarin belum ada senam, sekarang sudah ada senam setiap pagi. Evaluasi terus," kata Ridwan saat dihubungi detikJatim, Senin (31/1/2022).
Kemudian untuk nakes yang slow respon, lanjut Ridwan, ada kemungkinan nakes tersebut sedang menangani pasien yang lainnya. Oleh karena itu penanganan atau responnya sedikit lama.
"Slow respon itu kita tidak bisa menilai 1 orang semuanya seperti itu. Mungkin ketika dia butuh nakes, nakesnya sedang mengecek yang lain. Mungkin saat dia butuh, agak lama, karena nakesnya juga melakukan penanganan yang lain," jelas Ridwan.
Ridwan membaca dari awal mencuit, pasien tersebut sudah tidak terima sejak awal. Mulai dari penjemputan sampai di HAH, semua dianggap tidak sempurna.
"Ya mohon maaf, mungkin ada yang menilai sesuatu itu dengan kadar biasa, ada juga yang menilai harus perfect dan sebagainya dan kita tidak bisa sampai se-perfect itu," lanjut Ridwan.
Sementara terkait perbaikan, sudah dilakukan sejak awal Januari di Gedung Zam-zam. Perbaikan akan selesai dalam waktu 1-2 dua hari ke depan. Setelah itu dilanjutkan memperbaiki Gedung Shofa. Sebab, tempat isolasi pasien COVID-19 di Asrama Haji Surabaya hanya 2 gedung tersebut.
"Zam-zam informasinya mau selesai diperbaiki. Kita antisipasi (lonjakan), Zam-zam kita perbaiki setelah itu Shofa. Masih butuh perbaikan banyak. Zam-zam kemungkinan 1-2 hari sudah selesai, setelah itu kita siapkan Shofa," jelasnya.
Padahal, kata Ridwan, pada tahun 2021, tepatnya saat puncak gelombang 2, Gedung Zam-zam dan Shofa menjadi rebutan banyak orang. Karena kamarnya bagus dan hampir sama dengan hotel.
"Mungkin ketika landai tidak diperhatikan. Ada lonjakan sedikit dicek ternyata banyak yang perlu diperbaiki," pungkasnya.
(iwd/iwd)