Seorang warganet mengeluhkan fasilitas karantina pasien COVID-19 di Asrama Haji Surabaya yang dinilainya kotor. Warganet dengan akun twitter @swimmin_dory ini bercerita jika dirinya menjadi Orang Tanpa Gejala (OTG) dan ingin isolasi mandiri. Namun, tidak mendapat izin untuk isoman.
@swimmin_dory telah mengizinkan detikcom untuk mengutip unggahan dalam cuitannya. Dalam cuitannya, dia menyebut usai perjalanan bisnis ke luar kota, hasil PCR menunjukkan positif COVID-19. Lalu, dia memutuskan untuk isolasi diri di rumah. Di mana kedua orang tuanya di lantai bawah dan dia di lantai atas.
Namun esoknya, dia dikontak oleh puskesmas setempat dan diminta ke sana bersama kedua orang tuanya untuk mendapatkan PCR. Lalu, dia mengaku kaget saat di sana banyak polisi hingga Satgas COVID-19 yang menjemput dan membawanya ke Hotel Asrama Haji (HAH) Surabaya. Dia pun mengaku kaget, apa lagi petugas memfoto dan merekam videonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada petugas, perempuan ini sempat menjelaskan jika dirinya tidak mengalami gejala apapun dan ingin isolasi mandiri di rumah saja. Namun, petugas disebut tidak mengizinkan dengan alasan apapun. Petugas tetap mewajibkan perempuan tersebut untuk isolasi di HAH Surabaya.
![]() |
Tak hanya itu, perempuan ini mengaku kaget saat dirinya dijemput oleh banyak orang. Dia menyayangkan banyak kerumunan di sini. Apa lagi dia dijemput menggunakan mobil bak Satpol PP. Karena tidak mau, dia akhirnya diantar ayahnya naik motor ke HAH Surabaya.
Saat menuju kamarnya, warganet mengeluhkan suasananya yang bau tikus, lembab hingga atapnya bocor. Tak hanya itu, fasilitas kulkas di kamar juga mati, kloset ada noda hingga bau.
Dia juga menyoroti nakes di sana yang disebutnya tidak stand by. Lalu, ada antrean untuk PCR yang dinilainya tidak jelas jadwalnya. Untuk hasilnya juga disebutnya dirahasiakan.
Untuk makanan, dia menyebut harus mengambil di bawah 3 kali sehari dengan naik turun tangga.
![]() |
"Jadi dalam sehari bisa naik turun tangga tu bisa 5-6x lebih. Kepikiran sih sm yg tua2 dan lutut/kaki nya bermasalah," cuitnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Surabaya M Fikser mengaku baru mendengar kabar ini. Fikser menyebut akan mengecek cuitan yang tengah viral ini.
"Coba saya cek dulu, terima kasih informasinya," kata Fikser.
(hil/hil)