Enam bonek asal Tuban menjadi korban penganiayaan empat anak punk di Sidoarjo dan Gresik. Salah satu dari mereka bahkan harus masuk rumah sakit.
Salah satu Bonek Krian Sidoarjo Azid Zizad mengatakan kejadian itu berawal saat enam bonek berangkat dari Tuban pada Rabu (26/1) numpang truk hendak menuju Bali mengikuti pertandingan Persebaya vs PSS Sleman. Saat truk itu melintas di by pass Krian, enam bonek tersebut disuruh turun oleh empat anak punk.
"Awal kejadian di by pass Krian pada siang hari. Posisinya itu ada di atas truk. Pas lampu merah, disuruh turun oleh empat anak punk," kata Azid kepada detikJatim, Minggu (30/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah turun, keenam bonek itu dibawa ke sebuah warkop kosong di daerah By Pass Krian. Di situ, empat anak punk memberi enam bonek itu makan dan minum. Kemudian, mereka mengajak para bonek pesta miras.
"Jadi awalnya diperlakukan baik, dikasih makan-minum. Terus mereka maksa ngajak pesta miras. Ada tiga anak yang terpaksa mau minum," kata Azid.
Ternyata di balik niat baik anak punk itu tersembunyi niat jahat. Mereka memang sengaja membikin mabuk para bonek mania itu. Niat sebenarnya mereka adalah merampas HP. Benar saja, saat tiga bonek itu sudah teler, dengan mudah HP mereka dirampas. Namun tiga bonek lainnya melawan saat HP nya dirampas. Mereka pun baku hantam.
![]() |
"Mereka yang ngelawan malah dihajar balik. Dua dipaving (dipukul menggunakan batu paving)," jelas Dwi.
Satu korban yang dipukul batu paving hingga 10 kali pingsan. Tapi satu bonek lain yang juga dipukul paving di kepala belakang tidak pingsan. Lalu para anak punk mengajak lima korban lainnya ke rumah kosong di Legundi, Gresik. Mereka disandera dari siang hingga sore sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka diancam jika melapor, maka pelaku akan melukainya. Mereka mengancam sambil menodong dengan pisau.
"Satu korban itu pingsan dan ditinggal, yang lain (5 orang lainnya) dibawa pergi ke rumah apung, disandera di sana. Mereka (anak punk) juga bawa pisau dan ngancam jangan sampai bonek itu melapor ke polisi," lanjut Azid.
Saat menyandera, para anak punk itu melepas seorang bonita (bonek wanita) yang terus menerus menangis. HP bonita itu juga dikembalikan. Sedangkan 4 orang lainnya belum dilepas.
"Karena cewek itu (bonita) nangis terus, keempat anak punk sepakat untuk melepas dia sama HP-nya," kata Azid.
Sampai akhirnya empat bonek lainnya yang disandera berusaha melarikan diri dan berhasil kabur di sore hari sekitar pukul 15.00 tanpa membawa HP. Mereka juga sempat melawan dan mengalami luka di tubuhnya.
Azid menambahkan, satu dari keempat bonek terpaksa dibawa ke RS Anwar Medika karena kondisi tubuhnya menurun. Bonek yang dibawa ke rumah sakit adalah bonek yang kepala belakangnya dipukul pakai paving.
Namun saat ini semua bonek telah pulang ke Tuban, termasuk bonek yang sempat dirawat di RS Anwar Medika. Dia memilih pulang untuk dirawat di rumah sakit di Tuban. Mereka diantar menggunakan mobil ambulans milik bonek. Kejadian ini juga telah dilaporkan ke Polsek Krian.
Kapolsek Krian Kompol Gatot Setiya Budi mengatakan pihaknya telah menerima laporan dan sudah menindaklanjuti. Sebagian para korban telah dimintai keterangan. Saat ini pihaknya tengah mengejar para pelaku.
"Saat ini kami melakukan pengejaran terhadap anggota punk yang diduga sebagai pelaku penganiayaan," jelas Gatot.
(iwd/iwd)