Buntut Demo Ricuh di Luar Daerah, Wisatawan Tunda Liburan ke Magelang

Buntut Demo Ricuh di Luar Daerah, Wisatawan Tunda Liburan ke Magelang

Eko Susanto - detikJateng
Kamis, 04 Sep 2025 15:58 WIB
Famous Buddhist Temple Borobudur at Sunrise. Yogyakarta, Island Java - Indonesia
Foto: Getty Images/iStockphoto/Leonsbox
Magelang -

Unjuk rasa berujung ricuh ternyata berdampak pada sektor pariwisata. Salah satunya di Kabupaten Magelang di mana sejumlah wisatawan menunda kedatangan karena melihat situasi di daerah lain yang sempat ricuh.

Kabupaten Magelang memiliki berbagai daya tarik wisata salah satunya Candi Borobudur. Meski Kabupaten Magelang siuasinya kondusif, tetap ada wisatawan yang menunda kunjungan wisata maupun bermalam, padahal sebelumnya sudah melakukan pemesanan.

"Khusus Omah Mbudur (resto dan workshop membuat kerajinan) 200 pengunjung (menunda) kunjungannya. Ya karena ada ketakutan, pengin aman. Karena pariwisata itu kan sensitif (dari isu), terus ketidaknyamanan akan tidak datang," kata Nuryanto, Owner Omah Mbudur kepada wartawan, Kamis (4/9/2025).

"Jangankan isu keamanan. Isu tidak nyaman pada sebuah tempat menjadikan sensi buat (wisatawan) untuk tidak datang lagi. Contohnya kurang ramah, wisatawan bisa nggak datang hanya kurang ramah, meskipun negara aman," imbuhnya.

Untuk 200 pengunjung yang menunda kedatangan di Omah Mbudur tersebut, kata Nuryanto, merupakan rombongan pelajar dari SMP 45 Jakarta. Mereka rencananya akan melakukan life in yang dimulai pada Sabtu (6/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seharusnya datang Sabtu (6/9), karena kondisi ini (ada demo) memberi kabar untuk mundur (bulan depan)," imbuhnya.

"Rencana life in praktek membuat kerajinan, kesenian. Terus nginap di homestay (milik warga) karena saya nggak punya penginapan," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Hal senada juga disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Magelang, Usep Syarifudin. Dia menjelaskan travel warning yang dikeluarkan berbagai negara cukup berdampak pada kunjungan wisatawan asing.

"Secara umum di awal bulan ini (September) masih mengharap tamu-tamu dari luar negeri. Karena masih sampai September akhir yang namanya summer holiday dari Eropa dan Amerika. Cuma karena demo itu kan terus langsung ada beberapa travel warning (luar negeri) dan negara tertentu, Amerika dan Australia (travel warning ke Indonesia)," kata Usep.

"Tetapi, domestik pun juga berkurang yang jalan-jalan ke sini (Magelang). Ini kan mulai (besok) long weekend, beberapa tamu yang tadinya membatalkan, terus hari ini (Kamis) sudah mulai reservasi lagi. Tetapi tanggal awal pas demo dibatalkan," ujarnya.

Usep menyebut kafe dan beberapa ekosistem pariwisata yang ada juga terdampak.

"Otomatis jadi sepi semuanya. Alhamdulillah demonya sudah reda, mudah-mudahan aman, kondusif lagi. Jadi, kita bisa bergiat, roda perekonomian bisa dinamis lagi," tambah Usep.

Sementara itu, Bupati Magelang Grengseng Pamuji mengatakan secara umum kondisi di Kabupaten Magelang landai dan aman. Meski tidak ada kerusuhan di daerahnya, informasi soal kejadian di daerah lain tetap berefek.

"Tidak ada pergerakan yang anu (ricuh). Saya berharap semua masyarakat bisa sadar dan saling menjaga kondusifitas," kata Grengseng.

"Efek dari media sosial yang memberitakan kerusuhan-kerusuhan di beberapa daerah (wisatawan) menunda kunjungan. Ya, meskipun Magelang tidak rusuh dan kita damai-damai saja ternyata ada efeknya juga. Termasuk dari Gianyar (Bali) juga mundur satu bulan (acara Borobudur Super Moon). Harusnya dibuka tanggal 6 September (Sabtu) minta mundur satu bulan," ujarnya.

Pihaknya mengajak warga untuk konsisten membawa Magelang dengan Borobudurnya agar menjaga kondusifitas dan kedamaian.




(aap/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads