Kirab perayaan ulang tahun ke-2 Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Melayu berlangsung meriah. Berbagai ikon kebudayaan dan kesenian ditampilkan memeriahkan kirab tersebut.
Pantauan detikJateng di Gazebo Kampung Melayu, Kelurahan Dadapsari, Kecamatan Semarang Utara, tampak ratusan warga berkumpul mengenakan kostum yang beragam. Mereka baru saja mengikuti kirab sejauh sekitar 1 kilometer.
Beberapa dari mereka mengenakan pakaian adat Betawi, pakaian adat Jawa, pakaian tradisional Cina, pakaian adat suku Bugis, dan pakaian ala orang Arab. Penampilan barongsai mengiringi kedatangan mereka di Kampung Melayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak-anak warga Kampung Melayu pun menampilkan berbagai kesenian mulai dari Tari Saman, Lagu Tradisional, hingga atraksi pencak silat. Warga setempat pun asyik menonton penampilan budaya sambil menjajal kuliner khas yang disediakan pelaku UMKM di sana.
"Saya pakai kostum petani, jadi kita kan hidup di sini hidup dengan berbagai potensi, salah satunya pertanian. Nah yang selama ini hilang kan profesi penjual sayur," kata salah satu warga, Lestari (49) kepada detikJateng di Kampung Melayu, Minggu (19/1/2025).
Ia mengaku sangat bangga bisa ikut berkontribusi memeriahkan ulang tahun Pokdarwis di kampungnya itu. Lestari dan ibu-ibu lainnya telah bersiap mengikuti kirab dan menyiapkan kostum sejak tiga hari lalu.
"Kesannya bangga banget, ternyata budaya kita masih nomer satu. Harapannya semoga tahun ke depan lebih bagus lagi, kebudayaannya bisa lebih mendunia," tutur wanita yang sehari-hari bekerja sebagai perawat lansia itu.
Hal senada dikatakan salah satu warga yang mengenakan kostum panglima Cina, Hansen (45). Ia juga antusias mengikuti kirab dan pentas budaya hari itu.
"Untuk memperkenalkan kalau Kampung Melayu kan akulturasi budayanya kental, ada etnis China, Melayu, Arab, Jawa, dan Banjar. Kebetulan saya mewakili dari etnis Cina," jelasnya.
Ia mengaku, selama tinggal di Kampung Melayu, para warga senantiasa hidup rukun tanpa membeda-bedakan. Hansen berharap, dengan adanya peringatan HUT ke-2 Pokdarwis, anak-anak bisa lebih dikenalkan dengan kebudayaan di Kampung Melayu.
"Harapannya saya mewakili etnis China, supaya lebih menjaga kerukunan, jangan memeta-metakan sendiri, jangan berkumpul secara eksklusif. Lebih baik kita nyampur, berbaur, jaga keutuhan NKRI," harapnya.
Bendahara Pokdarwis Kampung Melayu, Abdul Aziz, mengatakan, kirab dan pentaa budaya ini digelar guna memperingati HUT ke-2 Pokdarwis Kampung Melayu.
"Kita menggelar milad ke-2 ini menampilkan seni budaya Kampung Melayu, kulinernya, berbagai etnis kita kumpulkan di sini, termasuk ada pentas dari beberapa etnis yang ada," kata Aziz.
Ada etnis Cina, Arab, Jawa, Banjar, Madura, Bugis. Karena dulu Kampung Melayu merupakan pusat perekonomian. Orang dari luar pulau merapat, berdagang, dan menikah sama orang sini," lanjutnya.
Ia menjelaskan, kirab dan pentas budaya yang diikuti ratusan warga Kota Semarang itu bertujuan memperkenalkan Kampung Melayu sebagai kampung yang berisi akulturasi budaya di Kota Semarang.
"Biar diketahui juga Kampung Melayu itu bagian dari Semarang Lama. Semarang Lama itu mencakup Kota Lama, Pecinan, dan Kampung Melayu," jelasnya.
Kirab dan pentas yang menjadi wadah untuk melestarikan budaya dan seni para warga Kampung Melayu itu juga menjadi ajang bagi para warga bersilaturahmi. Aziz berharap, dari perayaan HUT ke-2 Pokdarwis Kampung Melayu, kampung itu ke depannya bisa lebih toleransi dan menarik banyak wisatawan.
"Kampung Melayu itu salah satu kampung yang betul-betul bersejarah. Ada klenteng, masjid, menara, mudah-mudahan lebih ramai lagi karena banyak kegiatan dan destinasi," harapnya.
(afn/afn)