Ngabuburit di Museum Jenang Gusjigang Kudus, Ada Al-Qur'an Mini dan Jumbo

Ngabuburit di Museum Jenang Gusjigang Kudus, Ada Al-Qur'an Mini dan Jumbo

Dian Utoro Aji - detikJateng
Sabtu, 23 Mar 2024 16:03 WIB
Koleksi Al-Quran mini dan kuno di Museum Jenang dan Gusjigang Kudus, Sabtu (23/3/2024).
Foto: Koleksi Al-Qur'an mini dan kuno di Museum Jenang dan Gusjigang Kudus, Sabtu (23/3/2024). (Dian Utoro Aji/detikJateng)
Kudus -

Sebuah koleksi Al-Qur'an di Museum Jenang Gusjigang di Glantengan, Kecamatan Kudus Kota, Kudus, terbilang cukup unik. Sebab, Al-Qur'an lengkap 30 juz itu memiliki ukuran 1,5 sentimeter dan membacanya harus menggunakan kaca pembesar. Seperti apa penampakannya?

Pantauan detikJateng di lokasi, Al-Qur'an 30 juz berukuran mini atau 1,5 sentimeter. Dibuat di Istanbul Turki. Cover berbahan kulit. Warna tulisan kuning keemasan, merah dan hitam. Dilengkapi dengan kaca pembesar dan tempat tembaga.

Lalu ada Al-Qur'an 30 juz bahan kertas kuno. Al-Qur'an ini semuanya berbahan dari kertas kuno dengan berat total 7,5 kilogram. Penulisan dengan tinta merah dan hitam. Al-Qur'an kuno ini diperoleh dari seorang kolektor di Banyuwangi, Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara ada koleksi lain, yakni berupa Al-Qur'an raksasa berukuran 2x3 meter. Alquran itu terbuat dari kanvas.

"Museum Jenang Gusjigang itu setiap tahun kita kalau penambahan ruang baru. Kami selalu inovasi untuk berkunjung kembali atau meningkatkan variasi dari koleksi museum jenang," jelas Penanggung Jawab Museum Jenang Kudus, Muhammad Kirom kepada detikJateng ditemui di lokasi, Sabtu (23/4/2024).

ADVERTISEMENT

Dia menerangkan, di museum itu terutama ruang galeri Al-Qur'an terdapat berbagai koleksi jenis mushaf Al-Qur'an. Mulai dari yang berukuran paling kecil hingga paling besar. Hingga koleksi Al-Qur'an kuno berusia sekitar 300 tahun.

Koleksi Al-Qur'an mini dan kuno di Museum Jenang dan Gusjigang Kudus, Sabtu (23/3/2024).Koleksi Al-Qur'an mini dan kuno di Museum Jenang dan Gusjigang Kudus, Sabtu (23/3/2024). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

"Di galeri Al-Qur'an ini kita tampilkan dari berbagai bentuk dari yang terkecil sampai terbesar, dari yang paling kuno yang berbahan dari daun lontar. Jadi pada saat itu belum ada teknologi kertas, jadi daun lontar diukir untuk menuliskan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan itu full 30 juz," kata Kirom.

"Jadi kami hunting ke berbagai daerah, kami mendapatkan tiga Al-Qur'an sangat kuno yang berusia 300 tahun," dia melanjutkan.

Menurutnya, untuk Al-Qur'an mini karena bentuknya sangat kecil, maka untuk membaca harus menggunakan kaca pembesar. Di museum itu juga disediakan kaca pembesar.

Lalu juga ada Al-Qur'an kuno yang terbuat dari kulit sapi. Al-Qur'an kuno itu, kata dia, didapatkan dari seorang kolektor di Kalimantan.

"Ya kita juga mengoleksi Istanbul, bentuknya sangat kecil, jadi membacanya menggunakan kaca pembesar, kita dapat sebagai koleksi. Kemudian ada Al-Qur'an yang dari kulit sapi dari Kalimantan itu sangat berat, dengan Al-Qur'an dari kertas-kertas kuno," ujarnya.

Di museum itu total ada 30 Al-Qur'an dengan berbagai bentuk dan ukuran. Lalu terdiri dari 10 mushaf Al-Qur'an yang menjadi koleksi Museum Jenang dan Gusjigang.

Lanjut Kirom, tidak kalah menarik adalah adanya koleksi kaligrafi. Di museum itu juga menampilkan karya-karya para kaligrafi kelas Internasional.

Museum Kaligrafi karya dari kaligrafi kelas Internasional seperti Ali Rohman, Hambali Mahmud, Noor Aufa Shiddiq, Turmudzy Elfais, dan HM Noor Syukron. Wisatawan atau pengunjung bisa belajar dan menambah keimanan saat Bulan Ramadan.

"Kaligrafi putra Kudus yang sudah Internasional, ini sangat pas sekali saat Bulan Ramadan, untuk menambah kecintaan saat Bulan Ramadan, menambah keimanan, dan menambah motivasi untuk belajar kitab suci Al-Qur'an," tambah Kirom.




(apu/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads