Candi Kethek: Wisata Alam yang Indah, Asri dan Tenang di Lereng Lawu

Candi Kethek: Wisata Alam yang Indah, Asri dan Tenang di Lereng Lawu

Iis Sulistiani - detikJateng
Rabu, 27 Des 2023 14:18 WIB
Kondisi kebakaran Gunung Lawu dari Candi Cetho, Kecamatan Jenawi, Karanganyar, Rabu (4/10/2023)
Ilustrasi wisata alam yang Indah, asri dan tenang di Lereng Lawu. Foto lereng Gunung Lawu: Dok Istimewa
Solo - Candi Kethek merupakan salah satu destinasi wisata alam sekaligus sejarah yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Meski tidak sepopuler Candi Prambanan atau Candi Borobudur, Candi Kethek memiliki pesona dan keunikan tersendiri.

Candi Kethek dapat dijadikan referensi bagi detikers yang menyukai petualangan karena lokasinya yang berada di lereng barat laut Gunung Lawu. Berkunjung ke candi ini akan lebih berkesan jika ditemani dengan keluarga atau orang tersayang sambil menikmati indahnya pemandangan yang asri dan ketenangan yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan.

Lalu, seperti apa sejarah Candi Kethek? Apa yang menjadi daya tarik candi ini? Berikut informasinya.

Sejarah Candi Kethek Karanganyar

Mengutip dari laman Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, keberadaan Candi Kethek telah diketahui sejak tahun 1842. Namun baru ditemukan kembali oleh warga dusun Cetho pada tahun 2000. Dikisahkan jika bukit kawasan Candi Kethek dipercaya sebagai tempat berkumpulnya kera-kera di lereng Gunung Lawu bagian barat.

Dahulu kawasan candi ini jarang disambangi oleh penduduk sekitar karena tebalnya semak belukar dan banyaknya kera yang berkumpul. Pada tahun 1999 terjadi kebakaran hebat yang membuat kumpulan kera ini meninggalkan lokasi habitatnya untuk mencari tempat yang lebih aman.

Sejak kebakaran itulah para penduduk berani menyambangi istana kera untuk mencari kayu bakar. Dari situ ditemukan tumpukan atau susunan batu-batuan di antara semak belukar yang ternyata berbentuk struktur bangunan berundak.

Dinamakan Candi Kethek karena penduduk setempat mempercayai bentuk bagian atas dari candi ini menyerupai Hanoman, tokoh pewayangan berwujud kera putih. Selain itu, juga karena di tempat ini sering dijumpai hewan kera.

Sementara itu, pada laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dijelaskan bahwa pada tahun 2005 Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah bekerjasama dengan UGM mengadakan penggalian penyelamatan di Candi Kethek.

Kegiatan ini dilakukan untuk membuka timbunan tanah yang menutup struktur bangunan candi sehingga dapat diketahui batas-batas bangunan. Selain itu, kegiatan penggalian ini juga dimaksudkan untuk menggali data arkeologis berupa latar belakang sejarah,keagamaan, dan bentuk arsitekturnya.

Candi Kethek menghadap ke barat dan terdiri dari empat teras berundak. Pada teras pertama terdapat struktur bangunan di sisi timur laut. Anak tangga paling bawah terdapat arca kura-kura. Teras kedua dan ketiga masing-masing terdapat dua struktur bangunan di sisi utara dan selatan. Sementara pada teras keempat diperkirakan tempat berdirinya bangunan induk.

Temuan arca kura-kura tersebut dapat membuka asumsi tentang latar belakang keagamaan Candi Kethek. Arca kura-kura sering dikaitkan dengan mitologi agama Hindu yakni cerita Samudramanthana yang mengisahkan tentang pengadukan lautan susu untuk mencari air amrta. Dengan demikian dari cerita tersebut menunjukkan fungsi Candi Kethek yaitu sebagai tempat peruwatan untuk membebaskan seseorang dari kesalahan atau dosa.

Lokasi dan Daya Tarik

Situs Candi Kethek terletak di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Lokasi tepatnya kurang lebih berjarak sekitar 300 meter di sebelah timur laut Candi Cetho. Untuk sampai ke tempat ini pengunjung harus berjalan kaki melewati jalan setapak selama kurang lebih 15-20 menit.

Keberadaan Candi Kethek ini mungkin masih jarang diketahui karena memang tidak setenar Candi Sukuh dan Candi Cetho. Meski begitu, selama perjalanan pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang memanjakan mata.

Selain itu, karena lokasi candi ini bersebelahan dengan jalur pendakian Gunung Lawu, tak jarang pengunjung akan berpapasan dengan para pendaki. Candi ini sangat cocok bagi orang yang mencari ketenangan dan keheningan. Untuk masuk ke kawasan Candi Kethek pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 7.000.

Demikian informasi mengenai sejarah Candi Kethek, lokasi, hingga daya tariknya. Semoga dapat menjadi referensi detikers saat akan berlibur ya!

Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dil/apl)


Hide Ads