3 Museum Gratis di Solo Wajib Dikunjungi, Ada Museum Tertua Indonesia!

3 Museum Gratis di Solo Wajib Dikunjungi, Ada Museum Tertua Indonesia!

Nila Handayani - detikJateng
Jumat, 10 Nov 2023 18:55 WIB
Rajamala, salah satu koleksi penting yang ada di Museum Radya Pustaka Solo.
3 Museum Gratis di Solo yang Wajib Dikunjungi, Ada Museum Tertua Indonesia!-Rajamala, salah satu koleksi penting yang ada di Museum Radya Pustaka Solo. Foto: Ahmad Rafiq/detikJateng
Solo -

Solo dikenal sebagai kota yang sarat akan tradisi, budaya, dan sejarah. Beberapa sejarah juga dikemas secara rapi di museum-museum yang berdiri di Solo.

Melalui museum-museum tersebut, pengunjung bisa berwisata sekaligus menambah wawasan sekaligus. Bahkan, tak jarang museum-museum tersebut disiapkan secara gratis oleh Pemerintah Kota Solo.

Berikut ini kumpulan museum gratis di Kota Solo yang dirangkum detikJateng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Museum di Solo yang Gratis

1. Museum Radya Pustaka Solo

Museum Radya Pustaka di Solo.Museum Radya Pustaka di Solo. Foto: Nila Handayani

Museum Radya Pustaka terletak di Jalan Slamet Riyadi No.275, Sriwedari, Laweyan, Solo. Museum ini didirikan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada 18 Oktober 1890.

ADVERTISEMENT

Dilansir dari laman visitjawatengah.jatengprov.go.id, Museum Radya Pustaka merupakan museum tertua di Indonesia yang berdiri sejak 28 Oktober 1890. Pada awal berdirinya museum ini dulunya bernama Paheman Radyapustaka di masa Sinuhun PB IX.

Sebagai museum tertua di Indonesia, Museum Radya Pustaka menawarkan pemandangan yang mendalam tentang sejarah dan kebudayaan Jawa. Dengan bangunan yang klasik dan koleksi yang luas, museum ini menjadi saksi perkembangan kota Solo dari masa ke masa.

Di dalam Museum Radya Pustaka kita bisa menemukan banyak koleksi-koleksi seperti pusaka adat, arca, buku-buku kuno, wayang kulit, dan masih banyak peninggalan bersejarah lainnya.

Salah satu daya tarik dari museum ini adalah pembacaan weton. Weton sering kali digunakan untuk mengetahui gambaran seseorang sehingga dapat digunakan untuk menentukan keputusan.

Biasanya banyak pengunjung yang ingin dibacakan weton untuk perjodohan, khitanan, pindahan rumah, dan sebagainya.

Saat ini untuk berkunjung ke Museum Radya Pustaka hanya cukup dengan mengisi buku tamu yang ada di loket depan. Mereka masih memberlakukan tarif tiket gratis untuk masuk ke Museum Radya Pustaka.

Jika detikers ini berkunjung ke Museum Radya Pustaka, bisa mengunjungi pada hari Selasa-Minggu dan buka pukul 08.00-16.00 WIB. Seperti museum pada umumnya, setiap hari Senin semua museum pasti tutup.

2. Monumen Pers Nasional

Monumen Pers Nasional di Solo.Monumen Pers Nasional di Solo. Foto: Nila Handayani

Monumen Pers Nasional terletak di Jalan Gajah Mada No. 59, Timuran, Banjarsari. Dibangunnya monumen ini dulunya diprakarsai oleh KGPAA Sri Mangkunegara VII pada tahun 1918.

Monumen Pers Nasional adalah sebuah bangunan monumen sekaligus museum yang menjadi tempat lahirnya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Di dalam museum ini terdapat koleksi seperti patung tokoh pendiri PWI, surat kabar, majalah masa lampau, mesin ketik kuno, dan masih banyak lagi.

Di museum ini pengunjung juga dapat memanfaatkan media center untuk mengakses internet gratis, ada pula perpustakaan yang memiliki banyak koleksi buku tentang dunia pers, komunikasi dan informasi yang tentunya juga boleh dipinjam oleh umum.

Bagi detikers yang ingin berkunjung ke Monumen Pers Nasional bisa mengunjungi setiap hari Senin-Minggu mulai pukul 09.00-15.00 WIB dan semua layanan yang ada di Monumen Pers Nasional tidak dipungut biaya apapun alias gratis. Bisa datang langsung tanpa reservasi juga loh detikers.

3. Tumurun Private Museum

Koleksi Tumurun Private Museum atau Museum Tumurun yang berada di Solo. Museum milik keluarga pemilik PT Sritex ini banyak dikunjungi kaum muda.Koleksi Tumurun Private Museum atau Museum Tumurun yang berada di Solo. Museum milik keluarga pemilik PT Sritex ini banyak dikunjungi kaum muda. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng

Tumurun Private Museum terletak di Jalan Kebangkitan Nasional No. 2, RW. 4, Sriwedari, Laweyan. Tumurun Private Museum adalah museum pribadi milik keluarga Lukminto, seorang pengusaha tekstil dan pendiri pabrik garment PT. Sri Rejeki Isman (Sritex).

Uniknya, meskipun digunakan untuk museum akan tetapi sama sekali tidak ada embel-embel papan nama. Hal ini membuat orang yang tidak tahu akan berpikir hanya sebuah rumah mewah biasa.

Di dalam museum ini menyimpan koleksi-koleksi karya seni seperti lukisan, mobil antik, dan lukisan kontemporer. Selain itu, Tumurun Private Museum menghadirkan banyak spot foto yang instagramable.

Tumurun Private Museum menyediakan tiket gratis dan juga tiket berbayar sebesar Rp 25 ribu. Jika detikers ingin berkunjung ke Tumurun Private Museum diusahakan untuk reservasi terlebih dahulu karena masuk ke dalam museum yang akan dibagi per sesi dengan satu sesi maksimal 100 orang. Untuk tiket gratis hanya ada 10 tiket per sesinya.

Tumurun Private Museum buka setiap hari mulai pukul 10.00-15.00 WIB dan harus reservasi terlebih dahulu sebelumnya. Detikers bisa langsung reservasi melalui tautan https://tumurunmuseum.org dan klik tiket gratis dan isi pertanyaan yang ada pada tautan tersebut hingga berhasil mendapatkan tiket yang akan dikirim ke email.

Mengunjungi museum-museum yang ada di Kota Solo ini tidak hanya memberikan pengalaman edukatif yang berharga, tetapi juga merupakan cara yang menyenangkan dan sangat terjangkau untuk menjelajahi kekayaan budaya di Kota Solo. Jadi, yuk segera jadwalkan perjalanan Anda sekarang dan temukan keindahan yang tersembunyi di setiap sudut kota Solo. Selamat menjelalajah Kota Solo detikers!

Artikel ini ditulis oleh Nila Handayani Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(cln/ams)


Hide Ads