Harga Tiket dan Cara Reservasi Rumah Budaya Kratonan Solo

Harga Tiket dan Cara Reservasi Rumah Budaya Kratonan Solo

Hana Gemeli Rahmawati - detikJateng
Senin, 06 Nov 2023 14:47 WIB
Rumah Budaya Kratonan
Harga Tiket dan Fasilitas Rumah Budaya Kratonan yang Bisa Dikunjungi. (Foto: Hana Gemeli Rahmawati/detikJateng)
Solo -

Rumah Budaya Kratonan merupakan Galeri Sejarah Surakarta, yang tak hanya untuk mengenang jejak sejarah. Tempat ini juga dilengkapi banyak fasilitas seperti Galeri Sejarah, Perpustakaan, hingga Kantin yang dapat dinikmati oleh pengunjung.

Diketahuim Rumah Budaya Kraton terletak di Jl Manduro No 6, Kratonan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta yang dulunya milik Menteri Sosial di tahun 1951. Kemudian, rumah itu dibeli oleh Ibu Nina Akbar Tanjung dan dijadikan ruang publik.

Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional

Manager Operasional dari Rumah Budaya Kratonan, Sita Ratih Pratiwi, mengatakan bahwa harga tiket masuk untuk pengunjung mahasiswa atau pelajar berbeda dengan pengunjung umum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk harga tiketnya, mahasiswa dan pelajar itu Rp 10.000, untuk umum Rp 25.000. Setiap kali waktu kunjungan per-slotnya itu waktu rata-rata sampai dengan 45 menit maksimal gitu," ujar Sita saat ditemui detikJateng di Rumah Budaya Kratonan, Senin (31/10/2023).


Sita juga menjelaskan jika ingin berkunjung ke Galeri Sejarah Surakarta, terdapat beberapa slot kunjungan. Jadi pengunjung dapat membeli tiket beberapa jam sebelum waktu kunjungan dimulai.

ADVERTISEMENT

"Yang dari jam 08.00 pagi sampai jam 16.00 sore itu operasional dari Ruang Budaya Kratonan ya, kalo dari Galeri sendiri dibuka menjadi 3 slot kunjungan. Slot jam 09.00, kemudian jam 11.00, jam 13.00 siang, dan jam 15.00 sore," kata Sita.

Rumah Budaya KratonanRumah Budaya Kratonan. (Foto: Hana Gemeli Rahmawati/detikJateng)

Untuk pengunjung yang datang saat weekend diharapkan untuk melakukan reservasi dahulu melalui akun Instagram @rumah_budaya_kratonan. Karena pada saat weekend banyak pengunjung dengan rombongan, namun jika pengunjung datang di hari biasa bisa langsung membeli tiket dan menunggu slot kunjungan.

"Sebaiknya reservasi dulu, apalagi untuk waktu-waktu weekend ataupun menjelang saat libur sekolah dan libur-libur kantor ya, libur umum istilahnya. Karena biasanya itu sangat rame dan slotnya penuh untuk Galeri, tetapi untuk ruang publik-nya dan perpustakaan itu bisa datang sesuai jam buka operasional itu bebas tanpa reservasi," terangnya.

Baca artikel lengkap di halaman selanjutnya.

Fasilitas yang Dapat Dinikmati Pengunjung

Galeri Sejarah Surakarta

Sita menjelaskan secara detail mengenai isi dari Galeri Sejarah Surakarta. Terdapat ruang-ruang dengan storyline mulai dari terbentuknya Kota Surakarta, adanya 2 Kerajaan di Surakarta, masa-masa menuju Kemerdekaan, hingga Surakarta masa kini.

"Yang pertama, Museum Galeri Sejarah Surakarta. Terdiri dari 7 ruangan, di mana menceritakan tentang sejarah perjalanan terbentuknya Kota Solo. Dimulai dari cerita Kerajaan Mataram sebagai awal dari trah di mana nanti berdiri atau munculnya trah Pakubuwono di Surakarta sebagai bentuk Kerajaan yang berasal dari Mataram. Kemudian ada Kerajaan lain yaitu Kerajaan Puro Mangkunegaran, di situ ada ceritanya kenapa terjadi 2 Kerajaan itu di Surakart," jelas Sita.

Lebih lanjut, Sita menyebut terdapat 7 ruangan dalam Galeri Sejarah Surakarta. Setiap ruang juga memiliki keunikan masing-masing.

"Selain itu juga menjadi tempat untuk pelajaran, terutama kesejarahan dan kesenian, terkait Museum Galeri yang kami punya itu sangat menarik, karena 7 ruangan itu mempunyai keunikan-keunikan tersendiri," kata Sita.

Mini Perpustakaan (Ruang Publik)

Perpustakaan ini merupakan ruang publik yang dapat dinikmati oleh siapa saja yang hendak membaca buku atau belajar. Terdapat sejumlah jenis buku di perpustakaan ini, sebagian buku merupakan hibah dari Ibu Nina Akbar Tanjung dan Bapak Akbar Tanjung.

"Kemudian yang kedua, mini perpustakaan. Kami punya perpustakaan kecil yang awalnya, buku-bukunya koleksi dari Owner kami Ibu Nina Akbar Tanjung dan Bapak Akbar Tanjung, terkait buku-buku sejarah, pendidikan, dan politik. Kemudian mendapat bantuan beberapa rak dan fasilitas perpustakaan dari Bank Indonesia dan juga hibah buku-buku dari apa namanya, pribadi-pribadi yang memang concern di bidang literasi, kebudayaan, kesenian, dan sastra," ungkap Sita.

Fasilitas Kelas Kesenian & Kebudayaan (Ruang Publik)

Terdapat pula fasilitas untuk kelas latihan kesenian, ini merupakan ruang publik yang dapat digunakan untuk kelas karawitan hingga tari.

"Kemudian kami juga datang ke berbagai tempat untuk menjalin kerjasama ke sekolah-sekolah, ke kantor dinas-dinas, dan lain sebagainya. Selain itu kami juga membuka kelas-kelas yang pengumumannya kami kerjasamakan atau kami sampaikan di lingkungan sekitar kami. Seperti RT, RW, Kelurahan, Kecamatan seperti itu," kata Sita.

"Kemudian yang ketiga, ada adalah fasilitas untuk ruang public kesenian dan kebudayaan. Di mana di situ ada ruang untuk latihan-latihan karawitan, tari, kemudian literasi-literasi yang berbasis budaya," jelasnya.

Baca artikel lengkap di halaman selanjutnya.

Sita mengungkap kelas-kelas tersebut ada yang yang tidak berbayar dan beberapa ada juga yang berbayar. Apabila tertarik untuk mengikuti kelas dapat mengubungi admin Instagram dari Rumah Budaya Kratonan.

"Hampir semua tidak berbayar, untuk karawitan itu setiap hari Sabtu, tari juga hari sabtu. Untuk yang berbayar, tari ada di hari Minggu kemudian kelas Bahasa Jawa dan menulis Aksara Jawa ada di hari Kamis dan hari Jumat. Kemudian ada olahraga yoga itu setiap hari, pagi ada disini. Kemudian olahraga bela diri kami ada taekwondo setiap hari rabu dan hari Minggu. Selain itu juga ada workshop-workshop terkait kesenian dan kebudayaan. Kaya membuat janur yang sederhana, lukis kemudian membuat apa namanya lukis wayang beber, dan lain sebagainya kita ada," ujar Sita.

"Kami ada nomor admin, nanti bisa melalui nomor admin di situ. Bisa dilihat di link Instagram kami @rumah_budaya_kratonan nanti disana lengkap ada informasinya," terangnya.

Kantin (Ruang Publik)

Pengunjung dapat bersantai dan menikmati hidangan di kantin Rumah Budaya Kratonan, kantin ya cukup luas dan bisa digunakan siapa saja (tidak harus berkunjung ke Galeri Sejarah). Ruang publik ini juga bisa digunakan untuk bekerja atau mengerjakan tugas.

"Kemudian juga ada fasilitas pendukungnya berupa kantin, yang menyajikan beberapa menu lokal yang bisa dinikmati oleh pengunjung dan masyarakat umum intinya itu," ungkap Sita.

"Yang pertama, ruangan apa namanya, ruang luar public-nya ini nyaman ya. Nyaman, banyak tumbuhan jadi segar. Orang akan, apa namanya bisa bersantai ataupun bisa melakukan aktivitas-aktivitas lain. Seperti belajar, sambil membaca buku di perpustakaan, ataupun mengerjakan tugas dan bekerja. Jadi banyak juga beberapa dari pengunjung itu istilahnya work from caffe ya, jadi kami bisa digunakan seperti itu karena kami juga punya fasilitas wifi gratis di sini," jelasnya.

Sita juga menyebutkan sejumlah menu yang ada di Kantin Rumah Budaya Kratonan. Mulai dari makanan hingga minuman.

"Ini menu-menu yang, menu lokal. Jadi ada beberapa menu nasi dan sayur dan lauk, yang menjadi khas kami dan hanya ada di tempat kami dan satu tempat Hotel Grup, yang satu Grup dengan kami. Yaitu namanya Nasi Njimblung, Nasi Njimblung itu adalah nasi dengan lauk seperti Bistik Lidah Sapi. Kemudian kami ada Selat, ada Nasi Ayam dan lain sebagainya yang merupakan menu-menu lokal," kata Sita.

"Minuman juga sama, kami ada minuman-minuman lokal dan juga yang menjadi minuman utama di sini adalah beras kencur," pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh Hana Gemeli Rahmawati, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Halaman 2 dari 3
(cln/sip)


Hide Ads