Aditya Ilyas, gitaris Soegi Bornean, baru saja mendapat musibah karena gitar kesayangannya rusak usai melakukan penerbangan dengan pesawat. Ilyas dikenal sebagai sosok yang riang, ramah dan masih single. Yuk, kenalan lebih dekat.
Pria 28 tahun kelahiran Kabupaten Kendal itu kini sudah banyak dikenal bersamaan dengan band Soegi Bornean. Nama Ilyas dan dua temannya, Fanny Soegi dan Bagas Prasetyo, meledak sejak tembang Asmalibrasi karya mereka disukai banyak orang.
Sebagai gitaris, Ilyas sebenarnya sejak kecil bercita-cita sebagai penulis buku. Setelah lulus Sarjana Ilmu komputer Udinus Semarang, dia benar menjadi penulis, tapi penulis berita atau wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa kali mencari pengalaman di berbagai media, Ilyas kini belum meninggalkan dunia jurnalistik walau sudah jarang liputan dan lebih banyak di kantor.
"Cita-citaku secara pribadi dulu ingin jadi penulis buku. Jadi wartawan udah dari 2015 ya sampai sekarang. Tapi fokusnya sekarang di musik," kata Ilyas saat ditemui di kantor media tempatnya bekerja, Kamis (21/9/2023).
Kepiawaiannya memetik gitar secara autodidak menuntunnya menjadi musisi yang karyanya banyak dikenal. Dia membentuk Soegi Bornean bersama Fanny Soegi dan Damar Nindyo pada 21 April 2019. Seiring waktu ada pergantian personel, yaitu Damar diganti oleh Bagas.
"Awal mula terbentuk saat teman tongkrongan ada yang kenal Fanny. Dia suaranya bagus. Awal-awal aku, Fanny, Damar, teman dari kecil sampai kuliah. Dia pindah kota diganti Bagas 2021 akhir. Hubungan sama Damar masih baik banget," ujar warga Mijen, Semarang itu.
Sejak membentuk Soegi Bornean, Ilyas serius mempelajari musik. Mereka ingin memberikan konsep tidak biasa mulai dari lirik, musik, hingga penampilan panggung, namun tetap ada unsur tradisional yang kental.
Kini Soegi Bornean banyak disukai, sibuk mengisi acara, dan pernah manggung di hadapan Presiden Jokowi dan kabinetnya. Mereka juga rencananya akan bermusik di luar negeri pada bulan depan.
"Salah satu yang jadi konsep, kita suka dengan budaya Indonesia. Makanya selalu pakai kain batik saat manggung. Terus nada yang digunakan nada Jawa dan Kalimantan. Fanny kan cengkok Jawa-Kalimantan. Kami ingin kekuatan budaya bisa diterima secara nasional," katanya.
Pemilik nama lengkap Aditya Ilyas Saputra ini masih lajang dan sekarang punya hobi memotret menggunakan kamera jadul. Dia bergabung dengan komunitas Loenpia 35mm.
"Memotret dengan kamera berusia 40 tahun tentu banyak tantangannya. Tapi yang jelas hasilnya menyenangkan," ujar Ilyas.
Ilyas juga gemar dengan hal ihwal berbau tradisional, termasuk kuliner. "Suka makanan tradisional atau rumahan, suka sayur, suka nasi kluban," pungkasnya.
(dil/dil)