Dihantam Ombak Besar, Akses ke Makam Syekh Mudzakir Demak Terputus

Dihantam Ombak Besar, Akses ke Makam Syekh Mudzakir Demak Terputus

Mochamad Saifudin - detikJateng
Kamis, 29 Des 2022 19:14 WIB
Akses menuju Makam Syekh Mudzakir terputus gegara ombak besar. (foto:Mochamad Saifudin/detikJateng)
Akses menuju Makam Syekh Mudzakir terputus gegara ombak besar. (foto:Mochamad Saifudin/detikJateng)
Demak -

Ombak besar menerjang pesisir Pantai Utara termasuk Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah. Kondisi ini turut berdampak pada terputusnya akses menuju wisata religi makam Syekh Mudzakir di Dukuh Tambaksari.

Sebelumnya jalan menuju ke makam Syekh Mudzakir bisa diakses melalui dua jalur. Yakni jalan kaki sepanjang satu kilometer dari Dukuh Pandansari dan naik perahu dari jembatan Dukuh Morosari.

"Mulai hari ini (ojek perahu nggak berani beroperasi). Sampai sekitar tahun baru, sampai kondisi normal," kata Ketua Bidang Jasa Tata Kelola Makam Syekh Mudzakir, Badruzaman, Kamis (29/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Akses jalan kaki) Nggak bisa, putus total," sambungnya.

Ia menuturkan ojek perahu tak beroperasi mengantarkan peziarah lantaran ombak besar sebelum makam Syekh Mudzakir. Biasanya ojek perahu mengantarkan peziarah dari jembatan Dukuh Morosari hingga ke dermaga buatan sebelum perkampungan Tambaksari. Namun, sekarang harus langsung ke tujuan makam lantaran jalan perkampungan yang putus.

ADVERTISEMENT

"Jaraknya 2,5 kilometer (jembatan ke makam). Mau nyampai makam ombaknya besar. Takutnya peziarah nanti ada yang trauma, air masuk dalam perahu, dan tenggelam," tuturnya.

"Saat ini langsung ke makam, karena jalan perkampungan putus," imbuhnya.

Ia menuturkan, selain itu jalan sesudah perkampungan Tambaksari menuju makam juga putus.

"Putus juga tadi malam," terangnya.

Ojek perahu tak beroperasi mengantarkan peziarah menuju Makam Syekh Mudzakir (foto:Mochamad Saifudin/detikJateng)Ojek perahu tak beroperasi mengantarkan peziarah menuju Makam Syekh Mudzakir (foto:Mochamad Saifudin/detikJateng) Foto: Mochamad Saifudin/detikjateng

Sementara itu, Kades Bedono, Agus Salim mengatakan bahwa Makam Syekh Mudzakir tidak bisa dikunjungi peziarah sementara.

"Iya (tidak bisa dikunjungi peziarah)," ujar Agus sembari mengirimkan video kondisi jalan perkampungan Tambaksari yang porak-poranda akibat diterjang ombak besar.

Koordinator Ojek Perahu Makam Syekh Mudzakir, Rozikun, menambahkan rata-rata kunjungan ke makam Syekh Mudzakir per harinya mencapai 500 orang. Namun pada waktu-waktu tertentu bisa mencapai sekitar 2.000 orang, yakni pada bulan Sawal, Suro, Mulud, Ruwah.

"(Liburan nasional) ini termasuk sepi. 500 peziarah berkunjung per harinya," ujar Rozikun lewat pesan singkat.

Baca penuturan ahli waris Syekh Mudzakir di halaman berikutnya....

Terpisah, ahli waris Syekh Mudzakir, Abdullah Mudzakir yang juga Ketua Pengurus Makam Syekh Mudzakir, mengatakan buyutnya lahir pada 1878 dan tutup usia 1950 masehi, sekitar 72 tahun. Syekh Mudzakir juga memiliki nama lain Jumairi.

Jumairi memiliki empat istri, 25 anak, dan 91 cucu. Ia menambahkan makam keluarga terdapat dua tempat, yaitu di Dusun Tambaksari Desa Bedono dan Desa Kalisari Kecamatan Sayung yang merupakan desa kelahiran Syekh Mudzakir.

"Kami sebagai pengelola itu seperti itu, jadi menjalankannya apa adanya, monggo. Si mbah seperti itu ya monggo lihat sendiri. Hasilnya ya seperti itu. Kami juga tidak akan menawarkan si mbah seperti ini apalagi, tidak pernah. Hanya ikon Kabupaten Demak yang menyebut itu yang diperbolehkan karena bagi mereka sebagai aset income daerah, kami juga mempersilahkan monggo," tuturnya.

Sementara itu dilansir dari pariwisata.demakkab.go.id, Syekh Abdullah Mudzakir atau akrab dipanggil Mbah Mudzakir merupakan salah satu ulama besar yang menyiarkan Islam di kawasan Pantai Sayung, Demak. Bahkan ulama yang lahir di Dusun Jago, Desa Wringinjajar, Kecamatan Mranggen tahun 1869 itu disebut sebut sebagai pencetak kader para kiai muda di Demak dan sekitarnya.

Sebelumnya Syekh Abdullah Mudzakkir banyak berguru kepada ulama dari berbagai daerah salah satunya dengan Syekh Soleh Darat. Sekitar tahun 1900 Dia menetap di Tambaksari, Bedono menikah dengan Nyai Latifah dan Nyai Asmanah. Beberapa waktu kemudian dia menikah lagi dengan Nyai Murni dan Nyai Imronah. Dari empat istrinya Mbah Mudzakir dikaruniai 18 anak.

Salah satu karomah yang diberikan Allah kepada Syekh Abdullah Mudzakkir adalah makamnya tidak terendam air laut, padahal berada di Pantai Sayung Demak. Bahkan makam beberapa anggota keluarganya terdiri dari istri dan anak-anaknya juga tidak terendam air laut.

Halaman 2 dari 2
(apl/ams)


Hide Ads