Melihat Koleksi Museum Radyapustaka, Ada Apa Saja Sih Gaess?

Melihat Koleksi Museum Radyapustaka, Ada Apa Saja Sih Gaess?

Ahmad Rafiq - detikJateng
Jumat, 09 Des 2022 15:37 WIB
Koleksi Museum Radya Pustaka Solo.
Wisatawan berkunjung ke Museum Radyapustaka Solo. Foto: Ahmad Rafiq/detikJateng
Solo -

Berwisata di Kota Solo akan terasa kurang lengkap tanpa mengunjungi Museum Radyapustaka. Di living museum ini wisatawan bisa belajar mengenai sejarah dan perkembangan budaya Kota Solo.

Museum ini berdiri atas inisiasi Patih Sosrodiningrat IV pada 1890. Dengan usianya yang sudah mencapai 132 tahun, Radyapustaka Solo merupakan salah satu museum tertua di Indonesia.

Wisatawan yang berkunjung ke Kota Solo bisa menemukan museum ini dengan cukup mudah. Lokasinya berada di Sriwedari yang merupakan kawasan di tengah kota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Radyapustaka menyimpan banyak koleksi berupa manuskrip dan artefak kuno. Rata-rata terkait dengan sejarah dan kebudayaan di Jawa, khususnya di Kota Solo.

Beberapa koleksi bahkan bisa dijumpai oleh wisatawan sebelum memasuki Loji Kadipolo, bangunan kuno bekas milik warga Belanda yang kini menjadi Museum Radyapustaka. Beberapa benda kuno seperti arca dan meriam menghias teras depan museum ini.

ADVERTISEMENT

Berikut ini beragam koleksi di Museum Radyapustaka Solo.

Manuskrip Kuno

Museum Radyapustaka menyimpan ribuan buku. Sekitar 400 di antaranya berkategori manuskrip kuno. Ratusan buku itu merupakan karya yang dibuat dengan tulisan tangan.

Sebenarnya, koleksi berupa buku merupakan napas utama museum tertua di Indonesia itu. Kata 'pustaka' di nama museum menunjukkan bahwa pada awalnya tempat itu memang digunakan sebagai penyimpanan buku dan arsip.

Serat Primbon Mangkuprajan, Surakarta, Minggu (16/7/2017).Serat Primbon Mangkuprajan di Museum Radyapustaka Solo. Foto: Bayu Ardi Isnanto

Beberapa buku atau naskah kuno yang tersimpan di Museum Radyapustaka di antaranya adalah Babad Mataram, Primbon Mangkuprajan, Kawruh Empu, dan Quran Jawi.

Koleksi naskah kuno tertua di museum tersebut adalah Serat Yusuf. Naskah kuno ini ditulis pada 1729. Hingga kini buku dengan tulisan tangan itu masih cukup terawat.
Sedangkan isi dari buku kuno itu adalah sejarah Islam di masa lalu di seputar kehidupan Nabi Yusuf.

Senjata dan Pusaka

Museum yang berada di kawasan Sriwedari itu menyimpan beragam senjata dan pusaka. Koleksi berupa keris, tombak dan beragam benda pusaka lain terpasang rapi di dalam etalase.

Salah satu pusaka yang cukup berharga di museum tersebut adalah tombak bermata lima atau yang disebut dengan pancasula.

Selain itu, ada juga beberapa senjata api jenis meriam maupun senapan peninggalan era VOC.

Canthik Rajamala

Canthik (kepala kapal) Rajamala menjadi salah satu bagian penting dari Museum Radyapusaka. Koleksi dengan bentuk menyeramkan ini bahkan menempati sebuah ruangan khusus.

Sekitar tahun 1820, Raja Keraton Kasunanan Solo, Paku Buwana V membuat baita gung atau kapal besar yang digunakan untuk menyusuri Bengawan Solo. Bagian depan kapal tersebut berhias canthik berwujud Rajamala.

Koleksi itu juga menunjukkan bahwa keberadaan Bengawan Solo pernah menjadi salah satu jalur transportasi utama sebelum hadirnya era industrialisasi melalui kereta api serta kendaraan bermotor.

Rajamala, salah satu koleksi penting yang ada di Museum Radya Pustaka Solo.Rajamala, salah satu koleksi penting yang ada di Museum Radya Pustaka Solo. Foto: Ahmad Rafiq/detikJateng

Kapal itu pernah digunakan menyusuri Bengawan Solo, Kali Brantas, hingga menyeberang ke Madura.

Selain itu, artefak berupa canthik Rajamala itu membuktikan bahwa Kota Solo yang notabene berada di pedalaman sebenarnya tetap memiliki budaya maritim.

Gamelan Kuno

Seperangkat gamelan peninggalan Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV merupakan salah satu koleksi Radyapustaka. Gamelan tersebut sudah berumur lebih dari seabad.

Di museum tersebut, gamelan agung itu tidak sekadar menjadi barang pajangan. Setiap pekan museum mendatangkan kelompok karawitan untuk menabuh gamelan kuno itu.

Ada pula gamelan genderan yang cukup langka. Gamelan itu didesain sedemikian rupa sehingga bisa dirangkai menjadi seperti meja dan dapat dimainkan oleh satu orang.

Pedal yang digunakan untuk membunyikan gamelan itu mengingatkan kita pada alat musik drum.

Arca Kuno

Arca yang Pernah Dicuri dari Museum Radya PustakaKoleksi arca batu di Museum Radyapustaka Solo Foto: Wahyu/detikTravel

Museum Radyapustaka Solo menyimpan lebih dari seratus arca kuno. Arca yang terbuat dari batu dan perunggu tersebut merupakan koleksi tertua dari museum itu.

Arca-arca tersebut merupakan peninggalan kebudayaan era Buddha dan Hindu, jauh sebelum Kerajaan Mataram Islam lahir.

Selain itu ada pula benda-benda kuno yang terbuat dari batu lainnya, seperti batu kumpang, batu menhir, batu lesung dan komboran.

Wayang Kulit

Beragam jenis wayang kulit menjadi koleksi di Museum Radyapustaka Solo.
Tidak hanya berbagai jenis wayang dari dalam negeri, seperti wayang purwa, wayang gadog, wayang madya, wayang klithik, wayang sukat, dan wayang beber, wayang dari luar negeri juga bisa ditemukan di museum tersebut.

Salah satunya adalah wayang nang yang berasal dari Thailand.

Selain benda-benda yang disebutkan di atas, masih banyak koleksi lain yang menarik dan langka. Jangan lupa, untuk masuk ke dalam Museum Radyapustaka saat ini masih gratis alias tak perlu membayar.




(ahr/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads