Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengajak publik untuk mengurangi konsumsi drama Korea juga K-Pop. Sandi mengimbau agar drama-drama daerah dan dangdut koplo bisa dipopulerkan kembali.
Sandiaga menerangkan, produk ekonomi kreatif unggulan Indonesia adalah kuliner, kriya, dan fesyen. Tiga sektor itu menciptakan lebih dari 15 juta lapangan kerja.
Sementara, musik dan film yang merupakan produk ekonomi kreatif yang menurut Sandi sangat menjanjikan kontribusinya terhadap PDB ekonomi kreatif, baru memiliki kontribusi di bawah 25 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah kita bedah, Indonesia ini merupakan pasar yang sangat menjanjikan. Terutama untuk produk-produk musik dari luar negeri. Sebut saja salah satunya K-Pop dan produk-produk film drama Korea," kata Sandiaga usai mengisi pelatihan pengelolaan keuangan di Prambanan, Sleman, Selasa (30/8/2022).
Ia melanjutkan untuk menstabilkan neraca adalah harus menciptakan pasokan dari drama, film, dan musik berkualitas di Indonesia. Sehingga pasar akan beralih. Masyarakat juga bisa memilih untuk menikmati produk-produk musik Indonesia.
Oleh karena itu, ia mengarahkan selain film-film Sunda, film dari daerah lain juga bisa dipopulerkan kembali.
"Makanya saya bilang drasun, drama Sunda. Tapi kalau di sini bisa juga drajaw, drama Jawa atau drabat drama Batak. Ini banyak peminatnya," kata Sandiaga.
Dari segi musik, Sandiaga mengimbau agar banyak suplai-suplai lagu seperti 'Ojo Dibanding-bandingke' untuk mengimbagi K-Pop yang sangat digemari saat ini.
"Dari segi musik ada K-Pop yang sangat digemari di sini. Tapi kalau kita juga punya suplai lagu-lagu seperti 'Ojo Dibanding-bandingke' yang itu genre D-kop, dangdut koplo, ini masyarakat kita juga akan beralih untuk memilih produk-produk ekonomi kreatif jenis musik," ujarnya.
Sandi pun akan memfasilitasi industri-industri kreatif asal Indonesia ini. Selain itu, dia mengimbau agar masyarakat mengurangi menonton film atau mendengar lagu dari luar negeri.
"Oleh karena itu harus kita fasilitasi dan harus ada kesadaran dari masyarakat kita mulai untuk memberikan kesempatan dengan mengurangi, menonton atau mendengar produk-produk musik dan film dari luar karena sudah ada pasokan film dan musik dari bangsa kita sendiri," pungkasnya.
(sip/rih)